Sumber Maron Malang - Merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Malang yang daya tarik utamanya berupa sumber mata air yang jernih serta air terjun kecil yang berada di dalamnya. Sejak tahun lalu, Sumber Maron mulai kebanjiran pengunjung, bukan hanya warga sekitar Sumber Maron saja (warga kecamatan Pagelaran, Gondanglegi dan Kepanjen) yang mendatangi objek wisata alam khas pedesaan ini, namun pengunjung dari luar kota juga banyak yang datang kesini terutama saat akhir pekan maupun musim liburan.
Pada bulan April 2016 lalu, saya mengunjungi Sumber Maron Malang dan baru sempat untuk menuliskan informasi detail tentang tempat wisata ini beserta catatan perjalanan serta foto. Informasi tentang Sumber Maron ini diantaranya mengenai apa saja hal menarik yang ada dalam objek wisata ini, mulai dari asal usulnya, lokasi atau jalan menuju Sumber Maron beserta petanya, apa saja yang dapat dilakukan di Sumber Maron, fasilitas yang tersedia, tarif atau retribusi yang berlaku, foto-foto serta informasi lainnya yang berkaitan mengenai salah satu objek wisata alam populer di Kabupaten Malang ini yang semuanya diulas secara lengkap oleh nnoart.
Sekilas tentang Asal Usul Sumber Maron

Masyarakat setempat dulunya memanfaatkan daerah sekitar Sumber Maron ini sebagai kawasan budidaya tanaman kangkung. Lokasinya yang berada di antara persawahan membuat para petani setempat seringkali singgah ke mata air ini sehabis bekerja untuk mandi maupun mencuci. Setelah dijadikan objek wisata akhirnya lebih banyak wisatawan yang datang selain penduduk lokal tersebut. Para wisatawan biasanya datang untuk menikmati pemandangan indah khas pedesaan yang sangat terasa disini.
Di dalam objek wisata Sumber Maron ini terdapat pula sebuah air terjun mini dengan ketinggian 5 – 6 meter serta kemiringan mencapai 60 derajat. Oleh masyarakat setempat, air terjun mini ini disebut Grojogan Sewu (jangan sampai keliru dengan air terjun Grojogan Sewu lainnya di kecamatan Pujon, Kabupaten Malang).
Selain sebagai objek wisata alam, di Sumber Maron Malang ini juga dapat dijadikan objek wisata edukasi maupun tekonologi untuk pelajar, mahasiswa dan kalangan lainnya oleh karena terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Pembangunan PLTMH ini dimulai sejak tahun 2005 dan baru digunakan untuk menyalurkan air ke rumah warga 4 desa (Desa Karangsuko di kecamatan Pagelaran serta Sukosari, Gondanglegi Kulon dan Panggungrejo di kecamatan Gondanglegi) pada tahun 2012. Sebelum menggunakan PLTMH, tepatnya mulai pada tahun 2006, penyaluran air dari Sumber Maron ke rumah warga masih menggunakan listrik dari PLN, itupun hanya ke rumah warga desa Karangsuko. Keberadaan PLTMH tersebut merupakan cikal bakal mulai ramainya Sumber Maron dikunjungi oleh wisatawan lokal, sebelum akhirnya menjadi semakin populer berkat publikasi foto-foto di sosial media maupun ulasan-ulasan dari para blogger, apalagi sejak demam travelling maupun underwater photography melanda.
Lokasi dan Jalan Menuju Sumber Maron
Sumber Maron terletak di dusun Adiluwih – Desa Karangsuko, salah satu desa di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Lokasinya sangat dekat dengan perbatasan kecamatan Gondanglegi maupun Kepanjen sehingga terkadang ada yang menyebut Sumber Maron ini terletak di Gondanglegi maupun di Kepanjen. Jalan masuk menuju Sumber Maron ini sama dengan jalan masuk menuju Sumber Taman. Selengkapnya mengenai lokasi Sumber Maron dapat dilihat pada Google Map di atas.
Baca juga: Sumber Sirah Malang - Surga Bawah Air diantara Hutan dan Sawah
Untuk mengetahui jalan menuju Sumber Maron di Malang, terlebih dahulu mengetahui 2 patokan utama untuk melakukan perjalanan, yang paling utama dan paling mudah tentunya adalah dari Stadion Kanjuruhan di Kepanjen yang lebih dikenal dan mudah ditemukan lokasinya. Patokan kedua adalah dari pertigaan pasar Gondanglegi. Masing-masing rute Sumber Maron tersebut dijelaskan di bawah ini dan setiap rute ini bisa ditempuh dengan sepeda motor maupun mobil karena sepanjang perjalanan hingga Sumber Maron jalannya cukup lebar untuk dilewati oleh mobil serta tidak terlalu berliku-liku maupun menanjak tinggi jalannya.
Rute Sumber Maron dari Stadion Kanjuruhan (Kepanjen)

Setelah tiba di depan stadion, teruslah berkendara sejauh kurang lebih 3 km ke arah timur (Gondanglegi). Hamparan sawah serta 2 sungai ditemukan dalam perjalanan kesana. Tiba di depan Masjid Jami Darussalam sebelah kiri/utara jalan (desa Karangsuko, Gondanglegi), maka hanya puluhan meter dari situ akan ditemukan plang kecil berwarna hijau bertuliskan Sumber Maron ±500 Meter serta plang besar berwarna hijau yang bertuliskan “Taman Wisata Sumber Maron Berbasis Edukasi” (KKN Univ Kanjuruhan Malang) yang terletak di sebelah kanan jalan (foto diatas). Mulai dari plang tersebut terus masuk ke jalan kecil dan menempuh jarak sesuai yang tertulis kurang lebih 400 – 500 meter hingga menemukan papan petunjuk atau petugas yang akan mengarahkan ke tempat parkir Taman Wisata Sumber Maron.
Rute Sumber Maron dari pertigaan Pasar Gondanglegi
Jika titik awal perjalanan anda adalah dari bagian timur kota Malang (Kedungkandang dsb), maka bisa melakukan perjalanan dengan rute Pasar Gadang – Bululawang atau dari Gor Ken Arok – Bululawang. Setelah di Bululawang, maka teruslah melakukan perjalanan ke arah selatan hingga tiba di pertigaan pasar Gondanglegi. Di pertigaan Pasar Gondanglegi tersebut belok kanan (ke arah barat) terus berkendara kurang lebih 5 km hingga melihat plang warna hijau yang sudah disebut diatas tadi di sebelah kiri jalan dan Masjid Jami Darussalam di sebelah kanan jalan tidak jauh dari plang tersebut. Selanjutnya hanya perlu menyusuri jalan kecil itu seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Hal Menarik yang Bisa dilakukan di Sumber Maron
Sumber Maron merupakan sumber air alami yang cukup luas serta ada air terjun mini di dalamnya. Selain itu lokasinya yang berada di antara persawahan membuat wisatawan yang datang menunjungi Sumber Maron merasakan suasana pedesaannya yang sangat kental. Namun ada banyak hal-hal menarik lainnya yang bisa dilakukan di Sumber Maron disamping menikmati pemandangan serta bermain air. Apa saja itu? Nnoart.com merangkum semuanya dibawah ini:Menikmati keindahan pemandangan alam khas pedesaan
Bagi wisatawan yang ingin jalan-jalan ke Sumber Maron namun tidak ingin basah-basahan, anda bisa berjalan-jalan keliling melihat sumber air yang membentuk telaga, air terjun mini, hamparan sawah serta hutan disekelilingnya. Pemandangan yang ditawarkan disini sedikit berbeda dengan pemandangan yang bisa dilihat di sekitar kawasan wisata air lainnya di Malang misalnya saat dari Malang ke Kediri bisa melihat Waduk Selorejo atau dari arah Malang ke Blitar melalui jalur selatan bisa melihat Waduk Lahor Karangkates. Pemandangan alami khas pedesaan di Sumber Maron ini bisa menjadi alternatif wisata baru bagi anda yang sudah sering melihat pemandangan 2 waduk tersebut.
Bermain air dan Berenang
Sudah tentu jika datang ke objek wisata yang berupa sumber mata air serta ada air terjun mininya tidak akan terlepas dari bermain air. Untuk bermain air maupun berenang terdapat spot yang luas untuk hal itu. Dari pintu masuk bisa terlihat sebuah telaga jernih di bawah pepohonan yang rindang dan menyambung hingga ke tepian sawah yang saat siang hari akan terasa lebih panas dibandingkan pada bagian telaga yang terletak di bawah pepohonan tadi. Spot lainnya adalah di bawah air terjun yang terletak sekitar 50 – 100 meter dari telaga pertama tadi. Bermain air dan berenang disini agak sedikit sulit, air disini berarus deras dan air terjun mini bernama Grojogan Sewu ini juga sangat curam dan berlumut, sehingga sangat licin. Perlu lebih berhati-hati untuk bermain air di area ini. Spot-spot untuk bermain air lainnya adalah pada sungai atau irigasi yang ditemukan sepanjang jalan yang ada di kawasan wisata ini. Pengunjung dapat menyewa ban dalam sebagai pelampung yang banyak disewakan di sepanjang objek wisata alam Malang ini.
Tubing/River Tubing
Tubing adalah salah satu aktivitas wisata dimana seseorang naik diatas ban dalam dan membiarkan diri mengapung diatas permukaan air. Hal ini juga merupakan salah satu atraksi wisata favorit di Sumber Maron. Selain itu, pengunjung juga bisa melakukan river tubing, dengan membiarkan dirinya mengapung sambil dibawa arus sungai yang sedikit deras di Sumber Maron ini. River tubing di Sumber Maron dapat dilakukan pada bagian bawah yang ada air terjun mininya. Untuk ban dalam yang khusus untuk river tubing (terdapat tali penahan di tengah band dalam agar dapat duduk lebih nyaman) juga tersedia di kawasan wisata ini.
Fotografi
Tidak dapat dipungkiri pemandangan alam yang terdapat di Sumber Maron ini tentunya sangat memanjakan mata. Hijaunya hamparan sawah dan hutan dipadu dengan jernihnya air akan sangat menarik untuk diabadikan dalam sebuah gambar. Namun bukan hanya itu saja, pengunjung yang menggemari underwater photography (fotografi bawah air) juga bisa melakukannya disini. Air yang jernih membuat kualitas foto bawah airnya akan jadi lebih menarik. Di Sumber Maron banyak dijual waterproof phone case (pelindung ponsel anti air) yang bisa digunakan untuk melindungi handphone/smartphone anda saat sedang menyelam. Untuk fotografi pemandangan, sangat disarankan untuk tidak datang saat hari-hari padat pengunjung (minggu dan hari libur lainnya), oleh karena suasananya yang sangat ramai akan membuat foto kehilangan nuansa alami khas Sumber Maron Malang.
Wisata Kuliner
Walaupun Sumber Maron adalah suatu kawasan sumber mata air yang seharusnya menjadi kawasan konservasi dan dijauhkan dari aktivitas perdagangan atau aktivitas lainnya yang dapat merusak lingkungan dengan sampah-sampah yang dihasilkannya, namun di sepanjang objek wisata ini banyak sekali ditemukan warung-warung makan. Mulai dari titik pertama hingga di sekitar air terjun mini itu banyak tersebar warung makan dengan berbagai macam menu. Mulai dari warung kopi biasa dengan menu seadanya (minuman dan mie instan goreng/rebus), warung lalapan, nasi campur, aneka macam gorengan, minuman panas dan dingin seperti cendol, es campur, cincau, dawet dan sebagainya. Ada juga pedagang cilok, pempek bahkan sempol khas malang. Saat makan di dalam kawasan wisata ini, terutama makanan dalam kemasan, perlu diingat untuk tetap dijaga kelestarian lingkungannya dengan tidak membuang sampah sembarangan yah.
Flying Fox
Selain bermain air, di Sumber Maron juga tersedia wahana Flying Fox. Pengunjung dapat memacu adrenalinnya dengan Flying Fox yang menyeberangi sungai berarus sedikit deras hanya dengan tarif Rp. 10.000 dengan perlengkapan yang aman serta lengkap mulai dari pengaman badan hingga helm.
Terapi ikan
Tidak lupa ada juga terapi ikan dalam wisata Sumber Maron Malang ini. Pengunjung memasukkan kaki ke dalam kolam yang penuh dengan ikan-ikan kecil. Ikan-ikan kecil ini akan memakan sel-sel kulit mati yang efeknya dapat menyembuhkan kondisi tubuh yang pegal-pegal serta mencegah berbagai penyakit. Dengan Rp. 15.000, pengujung sudah dapat menikmati terapi ikan di Sumber Maron ini.
Wisata Edukasi dan Teknologi
Terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di kawasan wisata Sumber Maron Malang ini yang dapat dijadikan sebagai tempat pembelajaran teknologi pembangkit listrik bagi para pelajar, mahasiswa serta kalangan umum.
Partner perjalanan saya kali ini adalah Fitroh, yang juga selalu menemani saya mengeksplorasi tempat-tempat wisata lainnya selama 5 tahun terakhir. Kamipun meluncur terlebih dahulu ke Sumber Maron dengan melewati rute Sukun – Pakisaji - Kepanjen – Sumber Maron. Perjalanannya cukup lancar waktu itu karena jalanan cukup sepi. Satu-satunya kemacetan yang kami temui dalam perjalanan adalah di depan stadion Kanjuruhan yang baru saja selesai acara pasar minggunya, jadi masih banyak pengunjung memadati jalan depan stadion yang menyebabkan kemacetan yang tidak seberapa.
Mulai dari stadion Kanjuruhan ini, perjalanan dilanjutkan ke arah timur melewati sungai yang menjadi pembatas antara Kepanjen dan Gondanglegi. Setelah itu perjalanan terus dilanjutkan hingga akhirnya ketemu sungai lagi, dimana terlihat anak-anak sedang mandi dengan riangnya pada sungai di kiri jalan. Mulai dari situ, mulai memperhatikan kanan jalan, terutama papan petunjuk jalan menuju Sumber Maron. Akhirnya ketemu masjid dan tidak jauh dari masjid itu terlihat ada Pak Ogah (polisi cepek) yang berdiri di persimpangan jalan. Ternyata pak ogah itu cukup sibuk karena lalu lalang mobil keluar masuk gang kecil yang ternyata merupakan jalan menuju objek wisata Sumber Maron. Tepat di persimpangan jalan itu terdapat papan petunjuk jalan (plang) menuju Sumber Maron yang terleta di kanan jalan. Satu berukuran kecil dan satu lagi berukuran besar. Warna plang yang berwarna hijau membuat sulit disadari keberadaannya.
Perjalanan pun dilanjutkan ke dalam kurang lebih sejauh 400 – 500 meter hingga ketemu pak Ogah lagi (atau mungkin hanya pengelola parkir) yang mengarahkan kami ke tempat parkir. Tempat parkir yang ada cukup banyak disana, setiap petugas tersebut seakan saling berlomba untuk mengarahkan pengunjung ke tempat parkir yang mereka jaga. Tempat parkir yang kami masuki ternyata seperti lapangan yang cukup luas, dimana terdapat bangunan non permanen beratap seng membentuk huruf L. Di sisi kanan untuk parkir mobil (berkapasitas 8 mobil) dan dibagian depan untuk sepeda motor. Sepeda motor diparkir dan diberikan karcis, dengan membayar tarif Rp. 3000 (untuk mobil, tarifnya Rp. 5000). Selain lapangan parkir ini, masih ada tempat parkir lainnya yang tersebar di beberapa titik yang berbeda yang tidak sempat untuk saya amati satu per satu.
Di tempat parkir itu, keberadaan Sumber Maron sama sekali belum bisa disadari, bahkan tidak terlihat ada aliran air, sungai bahkan sekedar suara gemericik air pun tidak kedengaran. Namun setelah turun dari tangga yang terletak di sebelah parkiran motor, barulah terlihat ada saluran irigasi yang membentang didekat permukiman penduduk,warung-warung makan maupun tempat parkir sepeda motor lainnya di bagian bawah. Oh iya, selain saluran irigasi itu, saat menuruni tangga itu, kita sudah dapat menyaksikan pemandangan hijau berupa sawah yang luas di kejauhan.
Mulai perlahan-lahan menyusuri jalan setapak di sisi saluran irigasi dan diantara warung-warung hingga tiba di pintu masuknya yang merupakan pintu masuk 1, dimana letaknya cukup jauh dari air terjun mini (Grojogan Sewu) dalam kawasan wisata ini. Dalam bayangan saya sebelumnya, Sumber Maron hanyalah air terjun mini tersebut, itulah sebabnya saat masuk melalui pintu masuk 1, saya cukup heran karena ternyata tidak ditemukan air terjun tersebut. Maklum, tahu Sumber Maron sebelumnya hanya dengan melihat foto-foto, tidak membaca ulasan tertulis secara lebih lengkap.
Pertama-tama kami melewati kolam pemandian yang airnya terlihat sangat jernih dan berada di bawah pohon-pohon yang lebat. Kolam ini berlanjut hingga kesisi dimana terdapat sawah di sebelahnya. Karena hari itu adalah hari minggu, terlihat pengunjung benar-benar memadati kolam pemandian alami ini. Bahkan di sisi sebelah kiri jalan setapak, pengunjung yang makan atau sekedar duduk-duduk di warung makan juga tidak kalah banyaknya.
Setelah melewati kolam pemandian yang berbatas sawah, tibalah di jalan tangga menurun yang disisi kanannya terdapat saluran irigasi (sungai kecil) dengan aliran yang sangat deras, bahkan membentuk air terjun kecil. Tidak terdapat pagar pembatas disisi air terjun kecil ini, jadi perlu lebih berhati-hati saat melintasi bagian jalan setapak ini. Warung-warung makan masih terus ada di sepanjang perjalanan, dan tidak ada satupun yang sepi pengunjung pada waktu itu.
Selanjutnya terlihat lebih sepi karena sama sekali tidak ada warung makan, namun hanya ada sungai kecil yang mengalir di kanan jalan setapak. Hingga akhirnya sungai ini bermuara di air terjun mini yang di sebut Grojogan Sewu tersebut. Dari atas memang tidak terlihat air terjun ini, oleh karena kami berjalan dari atas air terjun tersebut. Pengunjung sangat ramai sekali waktu itu, bahkan di sekitar air terjun ini terdapat warung-warung makan lagi serta tempat penyewaan ban dalam yang tidak ada habisnya.
Kami pun istirahat sebentar di salah satu warung makan yang langsung menghadap ke arah air terjun tersebut. Mengisi tenaga sebentar dengan makan sajian makanan di warung ini sebelum akhirnya mengganti pakaian untuk masuk ke dalam air. Saya masuk sendirian ke sungai di depan air terjun itu. Arusnya cukup deras, itulah sebabnya banyak wisatawan senang ber-river tubing ria melintasi sungai ini. Mencoba berjalan pelan-pelan ke arah air terjun, walaupun sulit karena licin dan arus deras, akhirnya tiba juga di kaki air terjun. Arus air di air terjun ini tidak terlalu deras karena memang debitnya juga tidak besar. Akan tetapi karena berlumut, cukup curam serta batuannya agak tajam, membuat sulit untuk mendakinya ke tengah-tengah. Namun dengan sedikit perjuangan akhirnya berhasil juga sampai ditengah dan tiduran sebentar disitu. Segar benar airnya! Bbrrrrrrr!!
Setelah puas main air terjun itu walaupun sendiri dan difoto oleh Fitroh dari warung tadi, akhirnya saya memutuskan untuk keluar dan kembali ke tempat semula dekat pintu masuk untuk masuk ke dalam kolam pemandian. Di tepian kolam, terdapat tempat yang menyediakan loker penyimpanan barang. Semua barang-barang kami disimpan disini baik itu dompet, tas, sepatu termasuk kamera juga. Dengan membayar Rp. 3000 kami mendapat sebuah kunci kecil disertai gantungan yang harus digantung dileher agar tidak hilang saat sedang berenang atau menyelam beserta satu laci loker untuk menyimpan barangnya.
Di kolam pemandian yang berada di sebelah sawah ini airnya cukup dangkal, hanya saja dasar airnya yang terdiri dari karang yang tajam-tajam, jadi harus pelan-pelan dalam melangkah. Tapi ada juga bagian yang hanya terdiri dari pasir yang tentunya lebih lembut di kaki. Kamipun cukup banyak menghabiskan waktu mandi disini. Tidak lupa menyewakan sebuah ban dalam berukuran sedang untuk bermain-main. Waktu itu sudah agak malas untuk river tubing, karena tidak tahu sebelumnya untuk river tubing harus kembali lagi ke tempat yang tadi. Jadi cukup ber-tubing ria saja dengan ban dalam ini serta berenang sepuasnya.
Walaupun ramai dan airnya terlihat agak keruh, namun masih cukup bersih untuk berenang disana. Banyak waktu dihabiskan di kolam pemandian ini. Sekali-kali saya keluar untuk mengambil kamera dan memotret Fitroh yang sedang ber-tubing ria. Hingga pada pukul 15:00, kamipun beranjak keluar dari kolam pemandian ini. Setelah mengembalikan ban dalamnya, kamipun ke kamar mandi untuk mandi, ganti pakaian yang kering dan akhirnya keluar dari objek wisata Sumber Maron menuju halaman parkir dan mulai melanjutkan perjalanan. Benar-benar pengalaman bermain air yang mengasyikkan di Sumber Maron ini :D
Setelah itu kami masih sempat singgah di Sumber Sirah dalam perjalanan pulang untuk melihat-lihat lokasinya sekalian foto-foto disana (tidak mandi lagi karena sudah puas di Sumber Maron ini). Pengalaman di Sumber Sirah ini saya tulis setelah tulisan tentang Sumber Maron ini, yang bisa dibaca dengan KLIK DISINI. Berikut ini adalah koleksi foto saya di objek wisata Sumber Maron Malang.
Tubing/River Tubing
Tubing adalah salah satu aktivitas wisata dimana seseorang naik diatas ban dalam dan membiarkan diri mengapung diatas permukaan air. Hal ini juga merupakan salah satu atraksi wisata favorit di Sumber Maron. Selain itu, pengunjung juga bisa melakukan river tubing, dengan membiarkan dirinya mengapung sambil dibawa arus sungai yang sedikit deras di Sumber Maron ini. River tubing di Sumber Maron dapat dilakukan pada bagian bawah yang ada air terjun mininya. Untuk ban dalam yang khusus untuk river tubing (terdapat tali penahan di tengah band dalam agar dapat duduk lebih nyaman) juga tersedia di kawasan wisata ini.
Fotografi
Tidak dapat dipungkiri pemandangan alam yang terdapat di Sumber Maron ini tentunya sangat memanjakan mata. Hijaunya hamparan sawah dan hutan dipadu dengan jernihnya air akan sangat menarik untuk diabadikan dalam sebuah gambar. Namun bukan hanya itu saja, pengunjung yang menggemari underwater photography (fotografi bawah air) juga bisa melakukannya disini. Air yang jernih membuat kualitas foto bawah airnya akan jadi lebih menarik. Di Sumber Maron banyak dijual waterproof phone case (pelindung ponsel anti air) yang bisa digunakan untuk melindungi handphone/smartphone anda saat sedang menyelam. Untuk fotografi pemandangan, sangat disarankan untuk tidak datang saat hari-hari padat pengunjung (minggu dan hari libur lainnya), oleh karena suasananya yang sangat ramai akan membuat foto kehilangan nuansa alami khas Sumber Maron Malang.
Wisata Kuliner
Walaupun Sumber Maron adalah suatu kawasan sumber mata air yang seharusnya menjadi kawasan konservasi dan dijauhkan dari aktivitas perdagangan atau aktivitas lainnya yang dapat merusak lingkungan dengan sampah-sampah yang dihasilkannya, namun di sepanjang objek wisata ini banyak sekali ditemukan warung-warung makan. Mulai dari titik pertama hingga di sekitar air terjun mini itu banyak tersebar warung makan dengan berbagai macam menu. Mulai dari warung kopi biasa dengan menu seadanya (minuman dan mie instan goreng/rebus), warung lalapan, nasi campur, aneka macam gorengan, minuman panas dan dingin seperti cendol, es campur, cincau, dawet dan sebagainya. Ada juga pedagang cilok, pempek bahkan sempol khas malang. Saat makan di dalam kawasan wisata ini, terutama makanan dalam kemasan, perlu diingat untuk tetap dijaga kelestarian lingkungannya dengan tidak membuang sampah sembarangan yah.
Flying Fox
Selain bermain air, di Sumber Maron juga tersedia wahana Flying Fox. Pengunjung dapat memacu adrenalinnya dengan Flying Fox yang menyeberangi sungai berarus sedikit deras hanya dengan tarif Rp. 10.000 dengan perlengkapan yang aman serta lengkap mulai dari pengaman badan hingga helm.
Terapi ikan
Tidak lupa ada juga terapi ikan dalam wisata Sumber Maron Malang ini. Pengunjung memasukkan kaki ke dalam kolam yang penuh dengan ikan-ikan kecil. Ikan-ikan kecil ini akan memakan sel-sel kulit mati yang efeknya dapat menyembuhkan kondisi tubuh yang pegal-pegal serta mencegah berbagai penyakit. Dengan Rp. 15.000, pengujung sudah dapat menikmati terapi ikan di Sumber Maron ini.
Wisata Edukasi dan Teknologi
Terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di kawasan wisata Sumber Maron Malang ini yang dapat dijadikan sebagai tempat pembelajaran teknologi pembangkit listrik bagi para pelajar, mahasiswa serta kalangan umum.
Fasilitas
Beberapa fasilitas yang tersedia di tempat wisata alam dan edukasi di Malang ini diantaranya berupa tempat parkir sepeda motor dan mobil yang luas, warung makan, wahana flying fox, tempat penyewaan ban dalam, tempat penyewaan karpet untuk duduk (lesehan), kamar mandi/toilet, kamar ganti, loker untuk penitipan barang, kios-kios kecil tempat dijual perlengkapan mandi seperti sabun mandi, sampo dan sebagainya maupun juga waterproof case (pelindung ponsel dari air) buat handphone/smartphone serta beberapa perlengkapan berenang seperti kacamata renang, pakaian yang cocok untuk berenang dan sebagainya.Jam Buka serta Tarif/Retribusi yang Berlaku di Sumber Maron
Jam buka taman wisata Sumber Maron ini adalah mulai pukul 07:00 hingga pukul 18:00 WIB setiap harinya. Untuk masuk ke tempat wisata Sumber Maron Malang ini sebenarnya tidak perlu membayar karcis masuknya, kecuali bagi pengendara sepeda motor maupun mobil yang perlu membayar karcis parkir. Selain itu terdapat tarif atau harga lainnya termasuk penyewaan ban dalam dan sebagainya di dalam objek wisata ini diantaranya sebagai berikut:- Parkir sepeda motor: Rp. 2000/unit
- Parkir mobil: Rp. 5000/unit
- Ban dalam kecil: Rp. 3000/unit dipakai sampai puas dalam lokasi wisata
- Ban dalam sedang: Rp. 7000/unit dipakai sampai puas dalam lokasi wisata
- Ban dalam untuk river tubing: Rp. 10.000/unit dipakai sampai puas dalam lokasi wisata
- Sewa karpet untuk lesehan: Rp. 3000/lembar
- Loker penitipan barang: Rp. 3000/loker bisa dipakai tanpa batas waktu dalam sehari
- Kamar Mandi: Rp. 2000/orang
- WC: Rp. 1000/orang
- Ruang ganti: Rp. 1000/orang
- Flying Fox: Rp. 10.000/orang
- Terapi ikan: Rp. 15.000/orang
Pengalaman Seru di Sumber Maron Malang
Sebelumnya sama sekali tidak ada rencana ke Sumber Maron dari jauh-jauh hari. Saya lebih mengutamakan untuk jalan-jalan ke pantai selatan Malang yang begitu banyak dan begitu indah. Akan tetapi mengingat lokasinya yang jauh dan sudah agak terlambat untuk melakukan perjalanan saya memutuskan untuk pergi ke alternatif wisata air lainnya selain pantai. Pilihan jatuh ke Sumber Maron serta Sumber Sirah yang akhir-akhir ini semakin mem-booming tapi belum pernah sekalipun saya mengunjunginya. Oleh karena lokasi antara Sumber Maron dan Sumber Sirah berdekatan dan masih dalam satu jalur perjalanan dari kota Malang, saya pun meluncur kesana. Khusus untuk Sumber Sirah, nanti ada tulisan khusus tentang itu setelah Sumber Maron ini. Jadi pada cerita saya kali ini hanya fokus pada jalan-jalan ke Sumber Maron.Partner perjalanan saya kali ini adalah Fitroh, yang juga selalu menemani saya mengeksplorasi tempat-tempat wisata lainnya selama 5 tahun terakhir. Kamipun meluncur terlebih dahulu ke Sumber Maron dengan melewati rute Sukun – Pakisaji - Kepanjen – Sumber Maron. Perjalanannya cukup lancar waktu itu karena jalanan cukup sepi. Satu-satunya kemacetan yang kami temui dalam perjalanan adalah di depan stadion Kanjuruhan yang baru saja selesai acara pasar minggunya, jadi masih banyak pengunjung memadati jalan depan stadion yang menyebabkan kemacetan yang tidak seberapa.
Perjalanan pun dilanjutkan ke dalam kurang lebih sejauh 400 – 500 meter hingga ketemu pak Ogah lagi (atau mungkin hanya pengelola parkir) yang mengarahkan kami ke tempat parkir. Tempat parkir yang ada cukup banyak disana, setiap petugas tersebut seakan saling berlomba untuk mengarahkan pengunjung ke tempat parkir yang mereka jaga. Tempat parkir yang kami masuki ternyata seperti lapangan yang cukup luas, dimana terdapat bangunan non permanen beratap seng membentuk huruf L. Di sisi kanan untuk parkir mobil (berkapasitas 8 mobil) dan dibagian depan untuk sepeda motor. Sepeda motor diparkir dan diberikan karcis, dengan membayar tarif Rp. 3000 (untuk mobil, tarifnya Rp. 5000). Selain lapangan parkir ini, masih ada tempat parkir lainnya yang tersebar di beberapa titik yang berbeda yang tidak sempat untuk saya amati satu per satu.
Di tempat parkir itu, keberadaan Sumber Maron sama sekali belum bisa disadari, bahkan tidak terlihat ada aliran air, sungai bahkan sekedar suara gemericik air pun tidak kedengaran. Namun setelah turun dari tangga yang terletak di sebelah parkiran motor, barulah terlihat ada saluran irigasi yang membentang didekat permukiman penduduk,warung-warung makan maupun tempat parkir sepeda motor lainnya di bagian bawah. Oh iya, selain saluran irigasi itu, saat menuruni tangga itu, kita sudah dapat menyaksikan pemandangan hijau berupa sawah yang luas di kejauhan.
Mulai perlahan-lahan menyusuri jalan setapak di sisi saluran irigasi dan diantara warung-warung hingga tiba di pintu masuknya yang merupakan pintu masuk 1, dimana letaknya cukup jauh dari air terjun mini (Grojogan Sewu) dalam kawasan wisata ini. Dalam bayangan saya sebelumnya, Sumber Maron hanyalah air terjun mini tersebut, itulah sebabnya saat masuk melalui pintu masuk 1, saya cukup heran karena ternyata tidak ditemukan air terjun tersebut. Maklum, tahu Sumber Maron sebelumnya hanya dengan melihat foto-foto, tidak membaca ulasan tertulis secara lebih lengkap.
Pertama-tama kami melewati kolam pemandian yang airnya terlihat sangat jernih dan berada di bawah pohon-pohon yang lebat. Kolam ini berlanjut hingga kesisi dimana terdapat sawah di sebelahnya. Karena hari itu adalah hari minggu, terlihat pengunjung benar-benar memadati kolam pemandian alami ini. Bahkan di sisi sebelah kiri jalan setapak, pengunjung yang makan atau sekedar duduk-duduk di warung makan juga tidak kalah banyaknya.
Setelah melewati kolam pemandian yang berbatas sawah, tibalah di jalan tangga menurun yang disisi kanannya terdapat saluran irigasi (sungai kecil) dengan aliran yang sangat deras, bahkan membentuk air terjun kecil. Tidak terdapat pagar pembatas disisi air terjun kecil ini, jadi perlu lebih berhati-hati saat melintasi bagian jalan setapak ini. Warung-warung makan masih terus ada di sepanjang perjalanan, dan tidak ada satupun yang sepi pengunjung pada waktu itu.
Selanjutnya terlihat lebih sepi karena sama sekali tidak ada warung makan, namun hanya ada sungai kecil yang mengalir di kanan jalan setapak. Hingga akhirnya sungai ini bermuara di air terjun mini yang di sebut Grojogan Sewu tersebut. Dari atas memang tidak terlihat air terjun ini, oleh karena kami berjalan dari atas air terjun tersebut. Pengunjung sangat ramai sekali waktu itu, bahkan di sekitar air terjun ini terdapat warung-warung makan lagi serta tempat penyewaan ban dalam yang tidak ada habisnya.
Kami pun istirahat sebentar di salah satu warung makan yang langsung menghadap ke arah air terjun tersebut. Mengisi tenaga sebentar dengan makan sajian makanan di warung ini sebelum akhirnya mengganti pakaian untuk masuk ke dalam air. Saya masuk sendirian ke sungai di depan air terjun itu. Arusnya cukup deras, itulah sebabnya banyak wisatawan senang ber-river tubing ria melintasi sungai ini. Mencoba berjalan pelan-pelan ke arah air terjun, walaupun sulit karena licin dan arus deras, akhirnya tiba juga di kaki air terjun. Arus air di air terjun ini tidak terlalu deras karena memang debitnya juga tidak besar. Akan tetapi karena berlumut, cukup curam serta batuannya agak tajam, membuat sulit untuk mendakinya ke tengah-tengah. Namun dengan sedikit perjuangan akhirnya berhasil juga sampai ditengah dan tiduran sebentar disitu. Segar benar airnya! Bbrrrrrrr!!
Setelah puas main air terjun itu walaupun sendiri dan difoto oleh Fitroh dari warung tadi, akhirnya saya memutuskan untuk keluar dan kembali ke tempat semula dekat pintu masuk untuk masuk ke dalam kolam pemandian. Di tepian kolam, terdapat tempat yang menyediakan loker penyimpanan barang. Semua barang-barang kami disimpan disini baik itu dompet, tas, sepatu termasuk kamera juga. Dengan membayar Rp. 3000 kami mendapat sebuah kunci kecil disertai gantungan yang harus digantung dileher agar tidak hilang saat sedang berenang atau menyelam beserta satu laci loker untuk menyimpan barangnya.
Di kolam pemandian yang berada di sebelah sawah ini airnya cukup dangkal, hanya saja dasar airnya yang terdiri dari karang yang tajam-tajam, jadi harus pelan-pelan dalam melangkah. Tapi ada juga bagian yang hanya terdiri dari pasir yang tentunya lebih lembut di kaki. Kamipun cukup banyak menghabiskan waktu mandi disini. Tidak lupa menyewakan sebuah ban dalam berukuran sedang untuk bermain-main. Waktu itu sudah agak malas untuk river tubing, karena tidak tahu sebelumnya untuk river tubing harus kembali lagi ke tempat yang tadi. Jadi cukup ber-tubing ria saja dengan ban dalam ini serta berenang sepuasnya.
Walaupun ramai dan airnya terlihat agak keruh, namun masih cukup bersih untuk berenang disana. Banyak waktu dihabiskan di kolam pemandian ini. Sekali-kali saya keluar untuk mengambil kamera dan memotret Fitroh yang sedang ber-tubing ria. Hingga pada pukul 15:00, kamipun beranjak keluar dari kolam pemandian ini. Setelah mengembalikan ban dalamnya, kamipun ke kamar mandi untuk mandi, ganti pakaian yang kering dan akhirnya keluar dari objek wisata Sumber Maron menuju halaman parkir dan mulai melanjutkan perjalanan. Benar-benar pengalaman bermain air yang mengasyikkan di Sumber Maron ini :D
Setelah itu kami masih sempat singgah di Sumber Sirah dalam perjalanan pulang untuk melihat-lihat lokasinya sekalian foto-foto disana (tidak mandi lagi karena sudah puas di Sumber Maron ini). Pengalaman di Sumber Sirah ini saya tulis setelah tulisan tentang Sumber Maron ini, yang bisa dibaca dengan KLIK DISINI. Berikut ini adalah koleksi foto saya di objek wisata Sumber Maron Malang.
Koleksi foto nnoart di Sumber Maron Malang
Keterangan:
Lokasi: Taman Wisata Sumber Maron, Desa Karangsuko, Kec. Pagelaran, Kab. Malang
Waktu: 24 April 2016
SHARE TULISAN INI: