Pura Ulun Danu Beratan di Bedugul Bali – Primadona Wisata Pulau Dewata – Pulau Bali memang memiliki begitu banyak tempat wisata yang terkenal baik itu untuk dalam negeri hingga luar negeri. Diantara begitu banyak tempat wisata di Bali, ada beberapa tempat wisata yang dapat dikatakan sebagai ikon atau primadona pulau Dewata, yang selalu ramai dikunjungi para wisatawan dan sering disarankan siapa saja yang pernah kesana kepada kenalan mereka yang belum pernah kesana. Foto atau gambar dari objek wisata tersebut selalu dijadikan latar atau apapun yang memiliki tema pulau Bali atau pariwisata di Bali.
Beberapa objek wisata yang menjadi ikon pariwisata pulau Bali tersebut salah satunya adalah Pura Ulun Danu Beratan yang terletak di kawasan Bedugul Bali. Foto dari objek wisata ini bahkan menghiasi pecahan uang 50 ribu rupiah dengan pemandangan pura yang seakan-akan terapung diatas danau ini.
Pura Ulun Danu Beratan atau yang disebut juga Bratan Pura merupakan salah satu candi air terbesar di Bali, selain Pura Ulun Danu Batur. Fungsi dari candi ini diantaranya sebagai lokasi upacara persembahan untuk Dewi Danu, dewi danau, sungai dan air. Danau Bratan termasuk salah satu danau penting di Bali yang berfungsi sebagai irigasi.
Dalam artikel dan foto blog wisata nnoart kali ini akan banyak mengulas tentang salah satu tempat wisata terkenal Bali ini yang berada di kawasan dataran tinggi Bedugul, kabupaten Tabanan. Beberapa informasi terkait objek wisata ini selanjutnya akan diulas secara lengkap di bawah ini.
Lokasi Pura Ulun Danu Beratan Bedugul
Pura Ulun Danu Beratan terletak di dataran tinggi Bedugul, kawasan yang terkenal akan berbagai tempat wisatanya ini seperti kompleks Pura Ulun Danu Bratan – Candikuning hingga Kebun Raya Bali. Pura Ulun Danu Beratan ini berada tepat di tepi Danau Beratan, tepatnya di pinggir barat laut danau, yang terletak 1239 meter diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata diantara 18 – 22 derajat celcius.
Lokasi administratif dari Pura Ulun Danu Bratan adalah di Desa Candikuning, salah satu desa di kecaamtan Baturiti Kabupaten Tabanan, provinsi Bali. Lokasinya berjarak kurang lebih 45 km dari pusat Tabanan, 56 km dari pusat kota Denpasar atau 70 km dari kawasan Kuta. Jika dari Denpasar atau Kuta mau ke Pura Ulun Danu Bratan di Bedugul ini sebaiknya mengikuti rute menuju Singaraja. Tepatnya mengenai lokasi Pura Ulun Danu Bratan dapat dilihat pada peta Google di atas, sedangkan untuk jalan menuju Pura Ulun Danu Bratan Bedugul dapat dibaca penjelasannya nanti di bawah.
Sekilas Tentang Bedugul Bali
Oleh karena Pura Ulun Danu Bratan ini terletak di kawasan Bedugul Bali yang terkenal itu dengan Pura Ulun Danu Bratan sebagai ikonnya, maka saya menyempatkan untuk mengulas secara singkat mengenai kawasan Bedugul ini.Bedugul merupakan dataran tinggi di sisi ujung utara Kabupaten Tabanan, Bali, yang di dalamnya terdapat berbagai tempat wisata terkenal di Bali diantaranya adalah Pura Ulun Danu Bratan, Kebun Raya Bali, Danau Tamblingan dan lain sebagainya. Kawasan ini terkenal sebagai kawasan yang memiliki sawah berundak serta berada di wilayah yang sejuk, yang menjadi wilayah sejuk dan favorit wisatawan di Bali seperti kawasan Puncak Bogor untuk Jakarta dan Bandung atau kota Batu untuk Malang dan Surabaya.
Tiga danau besar yang berada di kawasan Bedugul ini juga menjadi salah satu daya tarik utama dari kawasan Bedugul diantaranya adalah Danau Buyan, Danau Beratan dan Danau Tamblingan. Ada mitos yang dipercaya penduduk setempat yang mengatakan bahwa konon Danau Beratan yang merupakan lokasi beradanya Pura Ulun Danu dulunya merupakan danau terluas di Bali. Akan tetapi karena terjadi gempa bumi yang sangat besar membuat danau tersebut menjadi tiga yang hingga saat ini masih dapat terlihat yaitu Danau Buyan, Danau Beratan dan Danau Tamblingan.
Baca juga: Pura Luhur Uluwatu Bali: Wisata Religi, Spot Sunset dan Tari KecakMasing-masing dari ketiga danau tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat sekitarnya, sehingga secara spiritual memiliki posisi yang sangat penting sesuai dengan ajaran agama Hindhu yang dianut sebagian besar penduduk Bali.
Oleh karena hal tersebut, pada setiap dari ketiga danau di Bedugul ini berdiri Pura Ulun Danu. Salah satu dari ketiga pura tersebut yang dianggap terpenting serta memiliki sejarah yang sangat panjang adalah Pura Ulun Danu Bratan yang diulas secara khusus dalam artikel nnoart kali ini.
Beberapa tempat wisata lainnya di Bedugul Bali selain Pura Ulun Danu Beratan diantaranya adalah Danau Beratan, Danau Tamblingan, Danau Buyan, Kebun Raya Eka Karya Bali (Kebun Raya Bali), Pasar Buah Candikuning dan sebagainya. Jangan lupa juga dengan wisata kuliner ayam betutu yang sangat khas.
Sejarah Pura Ulun Danu Bratan Bedugul
Sejarah Pura Ulun Danu Bratan ini merupakan hasil penelusuran saya dari internet yang berasal dari berbagai sumber seperti Wikipedia dan lain sebagainya. Dikatakan bahwa sejarah Pura Ulun Danu Bratan ini diketahui dari hasil penelitian terhadap lontar Babad Mengwi dimana para peneliti tersebut dapat mendapatkan data sejarah maupun arkeologi dari Pura Ulun Danu Beratan ini.Data arkeologi yang tersimpan di halaman depan (halaman teras/babaturan) Pura Ulun Danu Beratan di salah satu danau Bedugul ini diantaranya berupa Sarkofagus batu serta papan batu yang menurut perkiraan telah ada sejak zaman megalitikum, masa 500 tahun sebelum Masehi. Dari hal tersebut diperkirakan Pura Ulun Danu Beratan sudah digunakan sebagai tempat ritual sejak zaman megalitikum di pulau Bali.
Berdasarkan Babad Mengwi, pendiri kerajaan Mengwi, I Gusti Agung Putu telah mendirikan pura di danau Beratan ini sebelum beliau mendirikan Pura Taman Ayun yang saat ini juga menjadi tempat wisata bersejarah di wilayah Mengwi, Badung, Bali. Kapan tepatnya Pura Ulun Danu – Danau Beratan Bedugul ini didirikan tidak dijelaskan dalam lontar Babad Mengwi tersebut.
Baca juga: Indahnya Taman Ayun, Peninggalan Kerajaan Mengwi di BaliNamun oleh karena waktu berdirinya Pura Taman Ayun dapat diketahui yaitu pada tahun Çaka 1556 (1634 Masehi) serta upacaranya pada hari Anggara Kliwon Medangsia, dapat diperkirakan bahwa Pura Ulun Danu Beratan didirikan sebelum tahun 1634 Masehi (1556 Saka) oleh I Gusti Agung Putu. Setelah didirikannya Pura Ulun Danu Beratan, kerajaan Mengwi menjadi lebih sejahtera dan tentram sehingga pada akhirnya penduduk menjuluki I Gusti Agung Putu sebagai “I Gusti Agung Sakti”.
Makna dan Fungsi
Pura Ulun Danu secara harfiah berarti pura di atas danau atau Pura yang letaknya di Ulun (hulu) suatu Danu (danau). Dapat diartikan sebagai pura yang dibangun dengan tujuan dijadikan sebagai tempat pemujaan, yaitu kepada Sang Hyang Widhi Wasa dan dewa-dewa pemelihara danau. Selain itu, pura ini juga memiliki fungsi lainnya sebagai tempat pemujaan bagi Dewi Laksmi (dewi kesuburan dan keindahan) yang bersemayam di Danau Beratan.Sedangkan asal usul nama “Bratan” berasal dari kata Brata dari Bahasa Bali yang bermakna pengendalian diri dengan menutup 9 lubang kehidupan. “Brata” juga seringkali ditemukan dalam istilah “Tapa Brata” yang merujuk pada aktivitas meditasi atau semedi sambil berdiam diri. Tapa Brata ini seringkali dilangsungkan saat Hari Raya Nyepi bagi umat agama Hindhu dengan maksud untuk pembersihan diri serta pencapaian terhadap ketenangan agar pada akhirnya dapat menyatu dengan alam dan selanjutnya dapat berinteraksi dengan Sang Hyang Widi.
Danau Beratan yang juga menjadi sumber air irigasi bagi kawasan pertanian sekitarnya membuat Pura Ulun Danu Bratan Bedugul ini menyandang status sebagai Pura Kahyangan Jagat yang merupakan status untuk pura umum yang menjadi tempat bersembahyang bagi umat Hindhu dari berbagai jenis profesi, golongan atau daerah.
Keberadaan bangunan pemujaan atau pelinggih di Pura Ulun danu mewujudkan fungsi Pura ini sebagai tempat pemujaan. Palebahan Pura Tengahing Segara dan Palebahan Palinggih Lingga Petak/Ulun Danu yang lokasinya menjorok ke tengah danau merupakan beberapa bangunan pemujaan tersebut yang posisinya cukup unik dan cukup jarang ditemukan pada pura ulun danu di danau-danau Bali lainnya. Jika danau tidak sedang surut, kedua bangunan ini terlihat seperti mengapung diatas permukaan danau. Hal tersebutlah yang menambah nilai estetika disamping nilai spiritual dari Pura Ulun Danu Beratan di Bedugul Bali ini.
Kompleks Pura Ulun Danu Beratan
Terdapat 4 bagian bangunan suci di kompleks Pura Ulun Danu Beratan – Bedugul Bali. Pada bagian pertama, terdapat Pura Lingga Petak yang lokasinya paling menjorok ke tengah danau. Pura ini memiliki 3 meru (tingkatan pada atap bangunan) dan menjadi tempat pemujaan terhadap Dewa Siwa.Pada bagian kedua terdapat Pura Penataran Pucak Mangu, yang lokasinya juga menjorok ke tengah danau akan tetapi berada di belakang dari Pura Lingga Petak. Pura Penataran Pucak Mangun ini memiliki 11 meru dan menjadi tempat pemujaan terhadap Dewa Wisnu.
Pada bagian ketiga merupakan Pura Teratai Bang, yang merupakan bagian terluas diantara pura-pura di dalam kompleks Pura Ulun Danu Beratan ini. Di depan gapura masuk ke Pura Teratai Bang ini terdapat tiga batu.
Bagian terakhir adalah Pura Dalem Purwa yang berfungsi sebagai tempat permohonan untuk kemakmuran, kesuburan maupun kesejahteraan.
Baca juga: Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park Bali : Sejarah, Budaya dan PemandanganKompleks ini secara garis besar ditujukan untuk memuja dewa Trimurti (Brahma, Wisnu dan Siwa) dalam kepercayaan umat Hindu. Bukan hanya dari struktur bentuk bangunan pura saja yang membuat para pakar mengambil kesimpulan seperti itu, akan tetapi dari penemuan tiga buah batu warna merah, hitam serta putih yang merupakan simbol suci (Tri Datu). Warna merah sebagai lambang dari Bhatara Brahma (Sang Pencipta), warna hitam sebagai lambang dari Bhatara Wisnu (Sang Penyeimbang) dan warna putih sebagai lambang dari Bhatara Siwa (Sang Pelebur). Ketiga batu berwarna tersebut ditemukan pada tahun 1968.
Daya Tarik Pura Ulun Danu Beratan Bedugul
Bukan hanya sebagai tempat mengadakan upacara religi, Pura Ulun Danu Beratan juga merupakan daya tarik wisata utama di kawasan Bedugul Bali. Daya tarik utama kenapa para wisatawan datang mengunjungi Pura Ulun Danu Beratan tentu saja karena terdapat bagian pura yang seperti terapung diatas danau, yaitu Pura Lingga Petak yang memiliki 3 meru dan Pura Penataran Puncak Mangu yang memiliki 11 meru.Jika anda mengunjungi Pura Ulun Danu Beratan pada saat musim hujan atau saat-saat dimana permukaan danau cukup tinggi, kedua bagian pura tersebut akan terlihat dikelilingi oleh air danau. Namun jika anda datang pada saat musim kemarau dimana air danau sedang surut, maka pemandangan yang indah tersebut menjadi biasa saja, karena dua pura tersebut tidak terlihat berada di tengah danau namun hanya di pinggiran danau, seperti yang saya alami ketika berlibur ke Bali pada akhir musim kemarau (bulan Oktober 2015).
Keindahan pura yang berada di tengah danau tersebut menjadi wajah pariwisata Bali bahkan Indonesia. Jika ada foto, spanduk, wallpaper atau apapun yang bertema pariwisata Bali bahkan Indonesia, pemandangan Pura Ulun Danu Beratan inilah yang biasanya digunakan. Bahkan pemandangan indah tersebut menjadi salah satu gambar di pecahan uang kertas 50 ribu rupiah.
Lokasi dari Pura Ulun Danu Beratan yang terletak di dataran tinggi serta di tepian danau membuat tempat wisata ini sangat sejuk. Area kompleks Pura Ulun Danu Beratan Candikuning Bedugul ini juga sangat asri, dengan banyak bunga tumbuh dimana-mana, rumput yang hijau serta banyak pohon berdaun lebat. Ditambah suasana yang sejuk serta dingin dan berkabut pada jam-jam tertentu membuat para wisatawan sangat nyaman untuk berlama-lama di tempat wisata religi terkenal di Bali ini.
Selain itu seringnya Pura Ulun Danu Beratan digunakan sebagai tempat beribadah atau melaksanakan ritual keagamaan Umat Hindu, dimana wisatawan dapat melihat masyarakat setempat yang biasanya menggunakan pakaian berwarna putih yang khas, melakukan aktivitas keagamaannya. Hal ini juga menjadi daya tarik utama bagi yang ingin menyaksikan secara langsung berbagai prosesi tersebut di tempat yang sangat indah.
Keindahan Pura Ulun Danu Beratan menjadi daya tarik bagi bagi para fotografer untuk mengambil gambar yang indah. Para calon pengantin biasanya melakukan foto pre-wedding di objek wisata utama di kawasan Bedugul Bali ini.
Selain keindahan pemandangan, suasana sejuk serta upacara keagamaan, ada wahana wisata di danau Beratan tempat Pura Ulun Danu Beratan ini berada berupa naik speedboat. Untuk naik speedboat mengelilingi Danau Beratan ini memang bukan hanya di area Pura Ulun Danu Beratan saja, tapi bisa dilakukan juga di berbagai lokasi lainnya di tepian Danau Beratan seperti salah satunya di Puncak Indah Bedugul yang lokasinya beberapa ratus meter sebelah selatan dari Pura Ulun Danu Beratan.
Selain speedboat, ada juga yang menyediakan berbagai watersport seperti parasailing, jet ski, kano, sepeda air serta berbagai watersport lainnya. Aktivitas watersport di Danau Beratan ini bisa menjadi alternatif saat anda sudah bosan melakukan aktivitas watersport di pantai, seperti misalnya di pusat Watersport Bali di Tanjung Benoa, Pantai Sanur, Pantai Pandawa atau Pantai Kuta.
Baca juga: Pantai Pandawa Bali - Tempat Wisata Populer TerbaruJadi, saat anda sedang berwisata ke Pura Ulun Danu – Danau Beratan – Bedugul, jangan hanya menghabiskan waktu untuk berkeliling di dalam kompleks pura saja, tapi jalan-jalan keliling juga di sekitar Danau Beratan melakukan berbagai aktivitas watersport yang disediakan oleh pengelola tempat wisata.
Fasilitas
Fasilitas wisata di Pura Ulun Danu Beratan ini tergolong lengkap, mulai dari area parkir yang sangat luas, dimana dapat menampung cukup banyak bis pariwisata. Ada juga warung makan dan restoran di dalam kompleks Pura Ulun Danu Beratan yang bisa memuaskan anda setelah capek berkeliling area wisata. Toilet yang cukup bersih, area bermain untuk anak dilengkapi berbagai ayunan di tengah taman bunga serta rumput hijau, beberapa gazebo tempat duduk santai serta sepeda air, perahu jukung atau speedboat yang bisa disewa oleh wisatawan untuk mengelilingi danau Beratan. Untuk belanja oleh-oleh, ada toko souvenir yang cukup banyak di jalan keluar dari kompleks Pura.Tiket Masuk Pura Ulun Danu Beratan Bedugul dan Tarif Lainnya
Pura Ulun Danu Beratan ini mulai dibuka dari pukul 7 pagi hingga pukul 5 sore atau lebih cepat dari biasanya jika kawasan wisata sudah dipenuhi kabut yang pekat. Untuk masuk ke Pura Ulun Danu Beratan ini ada berbagai jenis tiket masuk berdasarkan umur serta kewarganegaraan. Berikut ini adalah harga tiket masuk Pura Ulun Danu Beratan Bedugul Bali beserta tarif/retribusi lainnya.Jalan Menuju Pura Ulun Danu Beratan Bedugul
Untuk menuju Pura Ulun Danu Beratan di kawasan Bedugul Bali ini, ada berbagai rute yang dapat dilewati tergantung dari mana titik keberangkatannya. Berikut ini adalah rute-rute menuju Pura Ulun Danu – Danau Beratan – Bedugul beserta dengan jarak serta waktu tempuh menurut Google Map:
1. Dari Kuta/Denpasar melalui Jalan Denpasar – Singaraja
- Perkiraan jarak tempuh: Dari Kuta (60 km); Dari Denpasar (53,6 km)
- Perkiraan waktu tempuh: Dari Kuta (1 jam 52 menit); dari Denpasar (1 jam 35 menit)
- Perkiraan jarak tempuh: Dari Kuta (60,8 km); dari Denpasar (54,2 km)
- Perkiraan waktu tempuh: Dari Kuta (2 jam); dari Denpasar (1 jam 41 menit)
- Perkiraan jarak tempuh: Dari Kuta (61,9 km); dari Denpasar (55,5 km)
- Perkiraan waktu tempuh: Dari Kuta (2 jam 2 menit); dari Denpasar (1 jam 44 menit)
- Perkiraan jarak tempuh: 29,6 km
- Perkiraan waktu tempuh: 56 menit
- Perkiraan jarak tempuh: 35,6 km
- Perkiraan waktu tempuh: 1 jam 8 menit
Selengkapnya mengenai jalan menuju ke Pura Ulun Danu Beratan di Bedugul Bali dapat dilihat dari peta rute perjalanan dari Google Map berikut ini. Anda bisa mengganti sendiri titik awal keberangkatannya untuk mendapatkan rute yang sesuai beserta jarak maupun waktu tempuhnya.
Hotel dan Penginapan dekat Pura Ulun Danu Beratan Bedugul
Terletak di kawasan sejuk Bedugul Bali membuat kawasan ini cukup disukai sebagai tempat menginap selama liburan di Bali. Banyak hotel maupun penginapan serta vila yang terletak di Bedugul Bali terutama yang dekat dengan Pura Ulun Danu Beratan. Berikut ini adalah daftar hotel dekat Pura Ulun Danu Beratan Bedugul Bali:- Enjung Beji Resor Bali
- CLV Hotel & Villa
- Warung Rekreasi Bedugul
- Pondok Wisata Sari Artha
- Resor Puricandikuning
- Villa Sinta Candikuning
- Green Villa
- Strawberry Hill
- Pelangi Homestay
- Telaga Sari Villa
- The Sila's
- Hotel Pancasari
- Handara Golf & Resort Bali
- Dajan Buyan Homestay
- Puncak Bagus Guest House
- Bagus Agro Pelaga
- BaliCamp Villa and Resort
- Pacung Indah Hotel & Restaurant
- Royal Tulip Saranam Resort and Spa
- Wanagiri Eco Villas
- Bukit Kembar Ecotourism
- Puri Candikuning Retreat
Catatan Perjalanan
Sabtu, 31 Oktober 2015, merupakan hari dimana saya ke Pura Ulun Danu Beratan di kawasan Bedugul Bali. Waktu berlibur ke Bali pada tahun 2014 saya sudah berencana untuk ke tempat wisata di Tabanan Bali ini. Akan tetapi karena jarak tempuh yang cukup jauh dan waktu terbatas sebelum kembali ke Malang, saya hanya sempat singgah di Sangeh Monkey Forest dan Pura Taman Ayun di Mengwi, tidak bisa lebih jauh lagi ke arah utara.Sebelum menuju ke Pura Ulun Danu Beratan, terlebih dahulu di pagi harinya saya bersama saudara saya Dovan mengunjungi pantai di kawasan Sanur – Denpasar yaitu Pantai Matahari Terbit dan Pantai Sanur. Setelah puas menikmati sunrise, akhirnya kami meninggalkan pantai tersebut dan mengunjungi salah seorang saudara saya lagi di Denpasar, Kanis. Setelah berbincang-bincang sebentar, kami akhirnya berpisah, karena 2 orang saudara saya tersebut akan bekerja dan saya terpaksa ke Pura Ulun Danu Beratan sendirian setelah mendengar penjelasan arah yang cukup rumit.
Baca juga: Eksplorasi Pantai Sanur Bali, Spot Sunrise TerbaikUntuk perjalanan ke arah Pura Ulun Danu Beratan, saya tidak mengalami kendala berarti, oleh karena jalurnya cukup mudah untuk diikuti. Masalah pertama hanya di Simpang Siur yang sangat membingungkan arahnya. Saya harus memutar 2 kali untuk menuju ke arah yang seharusnya.
Setelah itu saya hanya perlu lurus terus mulai dari Sunset Road, dan mengikuti petunjuk arah yang menunjukkan arah ke Mengwi atau Singaraja. Papan petunjuk jalan menuju Tanah Lot masih dapat diikuti jika masih di dalam kota Denpasar, tapi di pertengahan jalan tidak boleh mengikuti arah ke Tanah Lot lagi, karena lokasinya sudah berbeda.
Singkat cerita, setelah lama berputar-putar berusaha mencari jalan keluar dari kota Denpasar, akhirnya tiba juga di kawasan Mengwi. Menurut peta Google dan kedua saudara saya, jika sudah sampai di Mengwi, maka perjalanan ke arah Pura Ulun Danu Beratan akan sangat mudah, karena sudah tidak banyak lagi persimpangan jalan yang ditemukan.
Setelah melewati persimpangan jalan Taman Ayun, dari sini saya terus mengendarai sepeda motor ke arah utara tanpa halangan yang berarti. Wilayah yang dilalui mulai memasuki desa-desa dengan cuaca yang sejuk, dengan pemandangan gunung di kiri kanan. Setibanya di lokasi tertentu, saya tertarik dengan pemandangan Gunung Batur dari kejauhan di sebelah timur jalan.
Pemandangan gunung, hutan, sawah dan kebun menghiasi ½ perjalanan setelah melewati Mengwi. Hotel-hotel dengan arsitektur yang unik akan sering kita temukan sepanjang perjalanan. Kurang lebih 1,5 jam perjalanan dari kota Denpasar, akhirnya tiba juga di kawasan Bedugul. Dimulai dengan tanjakan dan tikungan yang tajam diantara hutan dan kebun, tapi pemandangan danau Beratan atau kadang disebut juga Danau Bedugul belum terlihat sama sekali.
Setelah melewati persimpangan yang cukup ramai, kalau tidak salah itu adalah pasar dan juga ada papan penunjuk jalan menuju Kebun Raya Bedugul Bali, barulah bisa melihat pemandangan danau Beratan yang terkenal itu. Tidak jauh setelah melihat pemandangan danau, gerbang utama objek wisata Pura Ulun Danu Beratan terlihat. Akhirnya tiba juga :)
Karena sudah cukup lelah dengan perjalanan yang jauh tersebut, sayapun beristirahat sebentar untuk makan siang di salah satu warung tepat di depan gerbang utama Pura Ulun Danu Beratan. Sambil menunggu santapan siap, saya menyiapkan segala perlengkapan untuk memotret nanti. Setelah selesai makan dan membayar sekitar Rp. 12.000 (harga yang cukup murah untuk 1 porsi makan di Bali), saya beranjak dari warung makan itu dan mulai masuk ke kompleks Pura Ulun Danu Beratan Bedugul.
Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 10.00 WITA, dan matahari sudah cukup menyengat pada waktu itu. Untuk parkir motor, diarahkan ke sebelah pos satpam samping gerbang utama. Setelah membayar parkir Rp. 2000 dan mendapatkan karcis parkirnya, saya berjalan ke arah loket masuk kompleks pura. Disini cukup banyak wisatawan dari berbagai negara terlihat. Sebagian besarnya sedang sibuk rebutan foto di depan papan nama objek wisata yang bertuliskan “Daya Tarik Wisata Ulun Danu Beratan” dan sebagian lainnya sedang duduk di teras loket yang cukup luas dengan atap diatasnya sehingga bisa berteduh dari panasnya matahari.
Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000, saya mulai berjalan masuk menelusuri setiap bagian dalam kompleks Pura Ulun Danu Beratan. Jalan setapak yang lebar, pohon yang rimbun serta rumput yang hijau menyegarkan mata di tengah terik matahari. Di kanan jalan setapak ada restoran Ulun Danu Beratan Buffet Lunch dengan arsitektur khas Bali. Sedangkan di depan ada berbagai pura dan candi terlihat dari kejauhan diantaranya ada Pura Prajapati di kanan jalan, Candi Budha di kiri jalan dan Candi Bentar (gerbang berbentuk candi) tepat di depan lurus dari jalan setapak ini.
Setelah berjalan lurus dan melewati Gerbang Candi Bentar, saya memasuki area dimana terdapat Wantilan, Balai Panjang dan Pura Dalem. Di sebelah kiri (utara) dari area Pura Dalem tadi terdapat area Pura Beratan, dimana pada saat itu sedang dilangsungkan upacara keagamaan untuk umat Hindu. Saya lupa tepatnya upacara apa itu, yang jelas di hari itu banyak sekali masyarakat setempat yang sedang menggunakan pakaian tradisional yang didominasi warna putih-putih.
Setelah melewati Pura Beratan baru bisa melihat danau Beratan, yang pada waktu itu benar-benar membuat saya tidak puas, oleh karena danaunya sedang surut. Pura Ulun Danu (bagian pura yang menjorok ke danau) pada waktu itu terlihat seperti pura biasanya yang hanya berdiri diatas tanah, bukan di tengah-tengah danau seperti yang biasanya terlihat di foto atau gambar tentang wisata Bali terutama objek wisata Pura Ulun Danu Beratan ini.
Ini sebenarnya sebuah pelajaran juga sih, kalau mau ke Bali terutama mau ke Pura Ulun Danu Beratan di kawasan Bedugul ini, sebaiknya jangan dilakukan pada musim kemarau hingga awal musim hujan, karena pada saat itu danaunya masih surut, dan keindahan panorama yang biasanya terpampang di foto atau gambar tidak akan terlihat disini.
Setelah melihat-lihat situasi sebentar dan mencari lokasi foto yang bagus, akhirnya saya hanya berputar-putar saja sekitar Pura Ulun Danu. Karena danaunya surut saya juga tidak terlalu semangat dalam memotret. Apalagi ditambah matahari yang sudah cukup terik yang tentu saja akan mempengaruhi kualitas foto yang tercipta dari kamera saya yang seadanya tersebut.
Berbagai sudut saya coba untuk mencari spot terbaik pada saat itu, namun tidak ada satupun foto yang membuat saya puas. Mungkin karena Pura Ulun Danu Beratan sangat identik dengan fotonya yang menunjukkan dua pura yang berada di tengah-tengah danau, sehingga saya merasa belum mengabadikan foto Pura Ulun Danu Beratan yang sebenarnya.
Tapi apa mau dikata, sayapun berkeliling untuk foto panorama di sekitar selain Pura Ulun Danu itu sendiri, seperti aktivitas keagamaan, perahu-perahu yang berada di sebelah selatan pura dan tidak lupa untuk foto diri sendiri dengan latar Pura Ulun Danu. Karena sudah sangat capek dan sudah malas untuk foto, sisa waktu saya habiskan untuk berbincang-bincang dengan wisatawan lainnya yang ada disitu.
Ada rombongan wisatawan dari Tempo Jakarta yang waktu itu sangat banyak memadati area Pura Ulun Danu Beratan dengan pakaian batik biru langitnya, ada juga 2 orang remaja asal AS yang berlibur sendirian ke Bali yang sempat meminta bantuan saya untuk memotret mereka dan ada seorang fotografer asal Bandung yang waktu itu juga sedang jalan-jalan sendirian ke Pura Ulun Danu Beratan. Cukup banyak bercerita dengan orang-orang itu sebelum akhirnya saya memutuskan untuk pulang.
Jalan keluar dari kompleks Pura Ulun Danu Beratan melewati pinggiran danau, tepat diantara Pura Dalem dan lokasi speed boat sedang berlabuh.Setelah itu melewati arena bermain anak, toilet dan rumah makan dan keluar melewati toko souvenir.
Tepat pukul 13:00 WITA, saya keluar dari kompleks Pura Ulun Danu Beratan. Sempat singgah sebentar ke beberapa objek wisata Danau Beratan di sebelahnya seperti Puncak Indah Bedugul yang hanya membayar karcis parkir untuk masuk ke dalamnya. Disini juga ada wahana seperti speed boat, jukung dan sepeda air.
Setelah itu saya melanjutkan perjalanan kembali ke Badung karena sudah rencana bersama Dovan untuk ke Pantai Melasti Ungasan, yang catatan perjalanannya bisa di baca DISINI. Perjalanan pulang cukup melelahkan sampai-sampai saya hanya berputar-putar di dalam kota Denpasar untuk menuju ke arah Pantai Melasti. Saya hanya menghafal jalan menuju ujung selatan Bali kalau sudah di Sunset Road, di Jalan By Pass Ngurah Rai atau di kawasan Pantai Kuta.
Itu saja catatan perjalan saya di Pura Ulun Danu Beratan, kawasan Bedugul Bali yang bisa saya ingat dan saya ceritakan dalam artikel blog nnoart ini. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi anda yang berencana untuk berlibur ke Bali dan mengunjungi objek wisata Pura Ulun Danu Beratan Bali ini. Untuk foto atau gambar Pura Ulun Danu Beratan di Bedugul Bali ini dapat dilihat di bawah ini.
Koleksi Foto nnoart di Pura Ulun Danu Beratan Bedugul Bali
Seorang wisatawan tampak sedang mengabadikan pemandangan di Pura Ulun Danu Beratan |
Surutnya danau Beratan membuat keindahan pemandangan di Pura Ulun Danu Beratan berkurang |
Tampak pura dengan 11 meru yang merupakan bagian kedua |
Deretan Pura di Pura Ulun Danu Beratan mulai dari yang memiliki 3 meru, 11 meru dan 7 meru |
Tampak wisatawan yang ramai dan seorang yang berpakaian khas untuk upacara keagamaan di Pura Ulun Danu Beratan |
Pintu masuk menuju pura ketiga dalam kompleks Pura Ulun Danu Beratan |
Tampak ibu-ibu di Bali yang sedang melakukan suatu ritual keagamaan di kompleks Pura |
Ini adalah dermaga kecil di dalam kompleks Pura Ulun Danu Beratan yang menyediakan jukung, speedboat, sepeda air dan sebagainya |
Salah satu aktivitas wisata favorit para wisatawan di Danau Beratan adalah berkeliling dengan speedboat |
Kira-kira apa yang sedang mereka bicarakan yah? |
Keterangan foto:
Lokasi: Pura Ulun Danu Beratan, Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali
Waktu: 31 Oktober 2015
SHARE TULISAN INI: