Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park Bali – Ini merupakan salah satu tempat wisata di Bali yang saat ini menjadi tempat wisata non pantai favorit. Keberadaan patung Dewa Wisnu serta patung Garuda di dalam GWK Cultural Park Bali ini saat ini telah menjadi magnet bagi wisatawan dari berbagai daerah maupun negara untuk datang ke Bali.
Patung Dewa Wisnu yang ada di dalam taman budaya Garuda Wisnu Kencana ini merupakan karya dari seorang pematung besar Indonesia yang berasal dari Bali yaitu I Nyoman Nuarta. Patung Dewa Wisnu dan Patung Garuda seharusnya merupakan sebuah patung yang utuh, dimana patung yang utuh tersebut akan menjadi patung Dewa Wisnu sedang menunggangi Garuda. Akan tetapi saat ini keduanya masih dipisah, dan patung Dewa Wisnu sendiri saat ini masih berupa kepala dan badan (tanpa tangan) dengan tinggi mencapai 20 meter.
Garuda Wisnu Kencana Bali merupakan taman budaya (cultural park) terbesar di Bali yang terletak kurang lebih 40 kilometer dari kota Denpasar tepatnya di Kecamatan Kuta Selatan, di Desa Ungasan. Lokasinya berada di ketinggian kurang lebih 263 meter di atas permukaan laut. Luas dari GWK Cultural Park ini mencapai 240 hektar sehingga berbagai perhelatan acara besar seringkali diadakan disini yang biasanya meliputi pertunjukan kesenian tradisional. Bukan hanya itu, bahkan berbagai pertunjukan musik modern juga seringkali menjadikan area Garuda Wisnu Kencana Bali ini sebagai tempat dihelatkannya acara. Beberapa diantara pertunjukan musik modern tersebut diantaranya Viral Fest Asia, Soundrenaline, Dreamfields dan sebagainya.
Berbagai venue pertunjukan dengan pemandangan tebing kapur di GWK Cultural Park ini diantaranya adalah Plaza Wisnu (tempat patung badan dewa Wisnu berada), Garuda Plaza (tempat patung Garuda berada), Plaza Kura-Kura, Lotus Pond, Indraloka dan tidak lupa ada Amphitheater serta Street Theater. Dengan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya seperti toko souvenir serta tempat makan berupa restoran.
Beberapa informasi lebih jelasnya mengenai tempat wisata di Bali Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park ini akan diulas lebih detail oleh nnoart yang membaginya ke dalam beberapa sub bagian mulai dari letak GWK, sejarah dan daya tarik GWK Bali, bagian-bagian penting di GWK, jadwal pertunjukan, fasilitas yang tersedia, harga tiket masuk dan harga-harga lainnya, bagaimana cara maupun jalan menuju GWK Bali ini, serta hotel dekat GWK Bali. Terakhir, ada juga cerita jalan-jalan dari penulis di GWK Bali disertai foto-foto lengkap.
Letak GWK Bali
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, letak GWK Bali adalah di desa Ungasan tepatnya di jalan Raya Uluwatu. Desa Ungasan sendiri merupakan sebuah desa di ujung selatan Bali, yang merupakan bagian dari kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Jaraknya kurang lebih 12 kilometer ke arah selatan dari Bandara Internasional Ngurah Rai yang biasanya dapat ditempuh dalam waktu 15 – 25 menit perjalanan.
Baca Juga: Pantai Dreamland Bali, Pesona Pasir Putih dan Ombak Bergulung
Lokasi dari GWK Bali ini sangat strategis oleh karena berada pada jalur ke pantai-pantai terkenal Bali sebut saja Pantai Balangan, Pantai Pandawa, Pantai Melasti, Pantai Dreamland, Pantai Suluban, Pantai Padang Padang serta Pura Luhur Uluwatu. Jika wisatawan melakukan perjalanan dari arah Kuta atau Denpasar menuju objek wisata terkenal Bali yang disebutkan tadi, biasanya akan melihat gerbang utama Garuda Wisnu Kencana Cultural Park di sebelah kiri jalan. Lebih tepatnya mengenai letak GWK Bali dapat dilihat pada Google Map diatas.
Sejarah Garuda Wisnu Kencana Bali
Tentunya ada yang penasaran dengan asal nama Garuda Wisnu Kencana yang menjadi nama taman budaya terkenal di Bali ini. Garuda Wisnu Kencana merujuk pada garuda yang menjadi tunggangan Dewa Wisnu, dimana ada cerita tersendiri bagaimana sang Garuda dapat menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Objek wisata Garuda Wisnu Kencana Cultural Park di Bali telah dibangun sejak tahun 1992 yang digagas oleh Yayasan Garuda Wisnu Kencana. Tujuan pembangunan dari GWK oleh Yayasan Garuda Wisnu Kencana tersebut adalah untuk membuat Bali memiliki sebuah landmark berupa patung yang terkenal hingga ke seluruh dunia.
Pembuat atau arsitek dari Patung Garuda Wisnu Kencana adalah salah seorang pemahat terbaik serta tersohor nasional sekaligus salah seorang pendiri Yayasan Garuda Wisnu Kencana yaitu I Nyoman Nuarta. Beliau dikenal sebagai pemahat modern terbaik di Indonesia.
Walaupun konsep proyeknya telah selesai, penentuan lokasinya memerlukan waktu yang cukup lama yaitu selama 2 tahun. Pada akhirnya dipilihlah lokasi penambangan batu kapur di bukit Ungasan sebagai lokasi pembangunan GWK Bali. Hingga GWK ini selesai dibangun, tambang batu kapur tersebut masih beroperasi sebagian di sebelah GWK.
PT Alam Sutera Realty Indonesia mengambil alih kepemilikan Garuda Wisnu Kencana Bali pada tahun 2013. Perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan besar dalam bidang pengembang properti.
Patung Garuda Wisnu direncanakan memiliki tinggi mencapai 126 meter yang artinya dapat menjadi patung tertinggi di dunia. Akan tetapi hingga saat ini pengerjaan patung Garuda Wisnu belum diselesaikan. Beberapa bagian dari patung ini masih diletakkan terpisah, dimana bagian torso (badan dan kepala tanpa tangan) diletakkan di Plaza Wisnu sedangkan badan Garuda diletakkan di Plaza Garuda. Tinggi dari patung badan Dewa Wisnu tersebut saat ini mencapai 20 meter.
Seiring berjalannya waktu, objek wisata Garuda Wisnu Kencana Cultural Park semakin berkembang menjadi tempat berbagai atraksi budaya atau kesenian tradisional maupun modern diadakan seperti pameran budaya, konser musik, forum informasi dan komunikasi budaya Bali, Indonesia maupun budaya internasional.
Saat ini Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali semakin berkembang lagi dengan berbagai fasilitas yang dikembangkan seperti hotel, restoran, lokasi pameran serta fasilitas infrastruktur lainnya yang mendukung GWK Bali sebagai salah satu tempat wisata populer di Bali.
Daya Tarik GWK
Daya tarik utama dari GWK Bali tentunya adalah patung Garuda Wisnu yang saat ini masih terpisah, dimana patung badan dewa Wisnu berada di Plaza Wisnu sedangkan patung Garuda berada Plaza Garuda di dalam kawasan wisata Garuda Wisnu Kencana Cultural Park Bali ini.
Rencana awal patung Garuda Wisnu ini dibangun dengan tinggi mencapai 126 meter dengan lebar mencapai 60 meter. Namun hingga saat ini (saya terakhir ke GWK pada akhir tahun 2015), patung ini masih belum disatukan. Patung dewa Wisnu sendiri yang masih berupa torso (badan dan kepala tanpa tangan) baru mencapai tinggi 20 meter dari rencananya mencapai 126 meter tersebut.
Entah apa yang menyebabkan pengerjaan patung ini belum selesai hingga saat ini, padahal jika patung ini selesai dibangun, akan menjadi patung tertinggi di dunia dan akan semakin meningkatkan daya tarik wisata GWK Bali tersebut.
Selain patung Garuda Wisnu Kencana, daya tarik lainnya adalah tebing kapur yang menjadi lokasi GWK Bali. Tebing kapur yang sebagiannya dipotong berbentuk kotak serta ada jalan untuk dilewati pengunjung diantara tebing-tebing tersebut menambah indahnya pemandangan di kawasan wisata GWK Bali.
GWK juga berada di dataran tinggi, sehingga dari sini pengunjung dapat melihat pemandangan kawasan Kuta maupun Denpasar baik itu laut maupun kotanya. Saat sore hari menjelang senja, tempat wisata GWK Bali ini juga menjadi lokasi untuk berburu pemandangan sunset (matahari terbenam), alternatif baru spot sunset di Bali selain di Pantai Kuta, Uluwatu atau Tanah Lot.
Baca juga: Pura Luhur Uluwatu Bali: Wisata Religi, Spot Sunset dan Tari Kecak
Selain daya tarik berupa patung maupun pemandangan yang indah, di GWK juga banyak diadakan berbagai atraksi wisata seperti tari-tarian serta pertunjukan budaya lainnya. Amphiteater serta Street Theater yang ada di dalam salah satu tempat wisata terkenal di Bali ini selalu menampilkan berbagai atraksi wisata sebut saja Tari Barong dan Keris, Tari Kecak, Tari Joged Bumbung, Tari Kera, Tari Rangda dan berbagai pementasan atau parade tari-tarian tradisional Bali lainnya. Selain tari-tarian, juga banyak pertunjukan musik baik itu pertunjukan musik tradisional maupun modern. Jadwal berbagai pertunjukan di objek wisata GWK Bali tersebut dapat dilihat pada tabel jadwal di bawah nanti.
Terkadang taman budaya GWK Bali ini juga menjadi lokasi diadakannya berbagai pertunjukan musik terkenal dunia atau konser musik nasional, sebut saja Soundrenaline, Viral Fest Asia, Dreamfields serta lokasi konser musisi Indonesia seperti Iwan Fals, Superman is Dead dan lain sebagainya.
Bagian – Bagian dalam Garuda Wisnu Kencana Cultural Park Bali
1. Plaza Wisnu
Ini merupakan lokasi tertinggi di kawasan GWK yang juga menjadi lokasi ditempatkannya bagian terpenting dari patung Garuda Wisnu Kencana, yang merupakan bagian atas patung dewa Wisnu terdiri dari badan dan kepala dengan tinggi mencapai 20 meter.
Di Plaza Wisnu ini seringkali diadakan berbagai pertunjukan tradisional Bali dengan patung Wisnu tersebut sebagai latarnya. Pemandangan yang indah di Plaza Wisnu ini membuat kita dapat melihat pemandangan kawasan dari Kuta hingga Sanur. Menanti tenggelamnya matahari merupakan salah satu aktivitas yang sering dilakukan pengunjung saat berada di Plaza Wisnu GWK Bali.
Plaza Wisnu dikelilingi sumur air suci dan air mancur Parahyangan Somaka Giri. Secara historis, sumur tersebut dipercaya sebagai sebuah berkah untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta sebagai tempat untuk memohon pada dewa hujan selama musim kemarau. Oleh karena sumur air suci ini berada di tempat yang tinggi, fenomena ini membuat orang-orang percaya air disini merupakan air suci.
3. Plaza Garuda
Ini adalah lokasi dimana potongan patung berupa kepala Garuda berada. Area ini hanya berupa tanah kosong dengan potongan patung kepala Garuda tersebut. Di depannya ada Lotus Pond dan disebelahnya ada Plaza Wisnu.
4. Plaza Kura Kura
Plaza Kura Kura berada diantara Street Theater dan Plaza Wisnu, dengan kolam dan air mancur kecil mengisi area ini. Kura-kura merupakan lambang suatu tumpuan yang menjaga bumi dari goncangan. Seringkali patung kura-kura di tanam dalam pondasi bangunan karena dipercaya dapat menjaga bangunan dari gempa bumi atau bencana alam lainnya. Keberadaan Plaza Garuda ini mungkin saja diharapkan untuk menjadi suatu 'pondasi' agar pembangunan Garuda Wisnu Kencana tidak mengalami kendala berarti.
5. Street Theater
Ini merupakan lokasi dimana berbagai pertunjukan sering diadakan serta terdapat pula tempat-tempat makan atau restoran bagi yang berjalan-jalan di Street Theater tersebut. Sebagian besar pengunjung GWK Bali selalu mengakhiri perjalanannya dengan duduk santai terlebih dahulu di Street Theater sebelum pulang.
Beberapa tempat makan, toko souvenir, toilet, foto studio dan sebagainya berada di sekitar Street Theater ini diantaranya Kencana Souvenir, Bebek Bengil, The Beranda, GWK Photo Studio dsb.
Beberapa pertunjukan atau parade tradisional Bali biasanya dihelat di Street Theater yang akan menemani para pengunjung GWK dengan berbagai atraksi kesenian tradisional tersebut.
Tambahan terbaru di Street Theater adalah adanya kisah Garuda Wisnu Kencana yang diukir pada 4 tembok batu besar yang ada di sekitar Street Theater ini.
6. Lotus Pond
Lotus Pond merupakan salah satu venue utama di GWK selain patung Garuda Wisnu Kencana. Lotus Pond merupakan suatu spot yang eksotis di area GWK Bali. Terletak tepat di tengah-tengah kawasan Garuda Wisnu Kencana Cultural Park serta dikelilingi oleh tembok pilar batu kapur raksasa di sekelilingnya serta adanya patung Garuda sebagai latar belakangnya.
Lotus Pond merupakan salah satu kawasan outdoor terbesar di Bali, dimana acara-acara besar seperti konser musik, pesta-pesta besar serta seminar-seminar internasional sering diadakan di area Lotus Pond GWK Bali ini.
Baca juga: Pantai Melasti Bali, Surga di Balik Tebing Kapur Berkelok
Lotus Pond atau dalam bahasa Indonesia yang artinya kolam teratai ini punya makna sendiri dalam namanya. Teratai merupakan simbol dari kemakmuran, kecantikan serta kesuburan. Dewa Wisnu sendiri merupakan dewa yang selalu membawa bunga teratai di tangannya. Bukan hanya itu saja, hampir semua dewa Hindhu yang dikenal digambarkan duduk diatas teratai atau sedang membawa bunga teratai.
Fakta menarik tentang teratai yaitu tumbuh di air dengan akar yang tertanam di dalam lumpur serta menyebarkan bunganya di udara. Bunga teratai sendiri melambangkan kosmos dan kehidupan manusia. Akar teratai yang terbenam dalam lumpur merupakan lambang dari kehidupan material. Tangkainya yang berada di dalam air melambangkan eksisntensi dunia astral. Sedangkan bunga yang terapung di atas air menjadi simbol dari makhluk spiritual.
7. Indraloka Garden
Dinamakan Indraloka oleh karena lokasi ini memiliki pemandangan yang sangat mempesona. Indraloka sendiri berasal dari nama dunia/alam tempat Dewa Indra memerintah. Beberapa acara atau kegiatan yang skalanya kecil dan menengah seperti pesta pernikahan, acara gathering berbagai kelompok tertentu serta pesta-pesta lainnya.
8. Amphitheater
Ini merupakan tempat dimana para seniman-seniman profesional mempertunjukkan berbagai ragam kesenian tradisional maupun modern. Panggung yang dilengkapi dengan tribun yang mampu menampung hingga 800 penonton ini sering diadakan berbagai seni pertunjukan khas Bali seperti tari kecak, tari barong, tari rangda, tari keris dan sebagainya.
Tiket masuk ke GWK Bali sudah termasuk menonton setiap pertunjukan di amphitheater ini serta berbagai spot-spot lainnya. Oleh karena itu, bagi yang sudah masuk ke GWK, bebas untuk masuk ke Amphiteater ini untuk menonton berbagai pertunjukan seni tersebut yang jadwalnya dapat dilihat di bawah nanti.
Amphitheater ini bisa juga untuk dilaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang ada di luar jadwal rutin, dimana para tamu bisa menyewanya untuk mengadakan berbagai kegiatan seperti acara perpisahan sekolah, konser skala kecil dan lain-lain.
.
9. Tirta Agung
Tirta Agung merupakan lokasi dimana para wisatawan di GWK Cultural Park datang pertama kali. Patung tangan Dewa Wisnu yang terpisah terletak di Tirta Agung ini. Lokasi dari Tirta Agung berada di tengah-tengah hamparan batu kapur.
Jadwal Pertunjukan (tari kecak, tari barong dsb) di GWK Bali
Berbagai jenis pertunjukan selalu diadakan secara rutin di GWK Bali baik itu harian maupun pada momen-momen tertentu. Beberapa pertunjukan spesial yang sering diadakan di GWK Bali diantaranya adalah tarian Bali berupa Barong, Kera, Rangda, Kecak, Joged Bumbung serta juga ada penampilan musik akustik dari Trio Accoustic. Jadwal selengkapnya sudah nnoart rangkum pada tabel di bawah:
Fasilitas di GWK Bali
Fasilitas yang tersedia di taman budaya Garuda Wisnu Kencana Bali diantaranya ada restoran, foto studio, toko souvenir, halaman parkir, halte bis, segway, toilet, mushollah dan sebagainya. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai setiap fasilitas di GWK Bali:
1. Restoran
+ Jendela Bali
Restoran ini selain menyajikan sajian yang lezat, juga menawarkan pemandangan yang indah. Pemandangan indah mulai dari pantai barat (Pantai Kuta, Pantai Jimbaran, Pantai Seminyak) hingga pantai timur (Tanjung Benoa dan Pantai Sanur) serta gunung Agung dan gunung Batur dapat dilihat dari restoran Jendela Bali ini.
+ The New Beranda
Ini merupakan restoran baru di dalam kawasan GWK Bali dengan dekorasi tradisional yang eksotis.
Ini merupakan restoran baru di dalam kawasan GWK Bali dengan dekorasi tradisional yang eksotis.
+ Bebek Bengil
Restoran yang berada di Street Theater ini cocok untuk pecinta daging bebek khas Bali.
Restoran yang berada di Street Theater ini cocok untuk pecinta daging bebek khas Bali.
2. Toko Souvenir
Toko souvenir di dalam objek wisata Garuda Wisnu Kencana Bali ini adalah Kencana Souvenirs yang menjual berbagai macam souvenir atau oleh-oleh khas Bali.
3. Foto Studio
GWK Photo Studio yang ada di dalam GWK Bali dapat mengabadikan momen-momen perjalanan anda selama di GWK. Berbagai kostum tradisional Bali disediakan untuk menciptakan foto perjalanan anda yang istimewa. Berbagai latar foto yang umumnya berupa tempat wisata di Bali tersedia disini. Selain foto di dalam studio, permintaan untuk foto di luar ruangan terutama di setiap spot indah dalam objek wisata GWK Cultural Park dilayani juga di GWK Photo Studio. Jam buka mulai pukul 10:00 – 19:00 WITA dengan tarif bervariasi mulai Rp. 100.000/orang hingga Rp. 400.000 dengan maksimal 5 orang.
4. Halaman Parkir
Tersedia halaman parkir yang sangat luas di GWK Bali yang terbagi menjadi parkiran sepeda motor, parkiran mobil pribadi serta parkiran bus pariwisata.
5. Halte Bis
GWK Bali adalah salah satu tempat wisata populer di Bali, hal tersebut menjadikan GWK sebagai lokasi trayek bis Sarbagita. Rute bis Sarbagita ini mulai dari kota Denpasar hingga ke halte GWK. Hal tersebut membuat perjalanan dari kota Denpasar ke Garuda Wisnu Kencana Cultural Park di Kuta Selatan ini dilakukan dengan mudah dan murah. Tarif bus Sarbagita dari Denpasar ke GWK ini hanya Rp. 3500 untuk sekali perjalanan.
6. Segway
Dengan luas mencapai 240 hektar, anda tentunya tidak akan memiliki tenaga atau waktu yang cukup untuk depat mengeksplorasi setiap bagian di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park Bali ini. Itulah sebabnya ada segway, sebuah kendaraan dua roda tenaga listrik yang mengandalkan keseimbangan dari pengendaranya. Keliling setiap area di GWK dengan menggunakan Segway ini atau bisa juga hanya sekedar bermain dengan segway di area Lotus Pond yang luas dengan tarif Rp. 50.000 untuk 10 menit.
7. Toilet
Toilet di tempat wisata GWK Bali ini termasuk bersih dan cukup banyak tersebar di lokasi-lokasi yang strategis dekat berbagai lokasi pertunjukan seperti Street Theater dan Amphitheater.
8. Mushollah
Mushollah di objek wisata GWK Bali ini berada di Lotus Pond.
Harga Tiket Masuk GWK Bali dan Tarif Lainnya
Harga tiket masuk GWK Bali terdiri dari tiket masuk untuk wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Harga tiket masuk GWK Bali ini sudah termasuk mengakses setiap area di GWK terutama menonton berbagai pertunjukan yang diadakan di GWK setiap harinya pada jadwal yang sudah tertera diatas. Berikut ini adalah harga tiket masuk Garuda Wisnu Kencana Bali serta tarif-tarif lainnya di GWK:
Cara dan Jalan Menuju Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali
Angkutan umum menuju GWK Bali cukup terbatas adanya, biasanya berupa bus Sarbagita. Ada beberapa rute bus tersebut yang melewati GWK Bali yang bisa kita temukan dari kota Denpasar. Jika kesulitan mencari bus, sebaiknya menggunakan angkutan umum seperti ojek yang saat ini sudah sangat mudah didapatkan di Bali dengan aplikasi khusus atau menyewa motor untuk digunakan sendiri yang banyak ditemukan di kawasan Kartika Plaza, Pantai Kuta hingga Seminyak. Bisa juga dengan menggunakan jasa mobil travel per-hari yang biasanya dipatok dengan harga 500 ribu bisa ke berbagai objek wisata yang ada di Bali dalam waktu 8 jam.
Untuk menuju lokasi Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park Bali, ada beberapa rute yang dapat anda pilih. Jika dari arah pantai Kuta, kota Denpasar atau Bandara Ngurah Rai, yang menjadi patokan utama adalah bundaran tol Bali Mandara dan Jalan By Pass Ngurah Rai dekat Bandara Ngurah Rai. Dari bundaran ini, perjalanan dilakukan ke arah selatan menuju kampus universitas Udayana. Setibanya di dalam kawasan kampus Universitas Udayana, ikuti terus jalan utama di dalam kawasan kampus nomor 1 di Bali ini. Setelah tiba di pertigaan terakhir, ada papan penunjuk jalan yang menunjukkan belok kiri ke Pantai Pandawa dan belok kanan ke GWK dan Pantai Dreamland (kalau tidak salah ingat).
Belok kanan dan lanjutkan perjalanan hingga jalan Raya Uluwatu. Setibanya di jalan Raya Uluwatu, belok kiri dan terus hingga kurang lebih 1 kilometer ketemu pintu masuk Garuda Wisnu Kencana Cultural Park di sebelah kiri jalan. Mulai dari sini terus ke dalam hingga tiba di loket masuk.
Selain mengikuti kampus Universitas Udayana, kita juga bisa memilih rute lainnya yaitu dengan melewati kawasan Pantai Kedonganan dan Pantai Jimbaran di jalan Raya Uluwatu. Jalan ini tidak selebar jalan By Pass Ngurah Rai dan sering macet, jadi tidak terlalu disarankan bagi yang mau ke GWK menggunakan mobil. Rute ini, dari jalan By Pass Ngurah Rai ketemu lampu lalu lintas (lampu merah) tepat di depan Benoa Square, belok kanan, setelah itu terus mengikut jalan utama hingga tiba di simpang 4 berlampu merah yang bundarannya sedikit membingungkan. Lurus di perempatan ini, setelah itu akan melewati tanjakan berkelok. Kurang lebih 1,5 km setelah tanjakan itu akan tiba di persimpangan kampus Udayana dan GWK. Dari persimpangan ini, lurus, kurang lebih 1 km akan tiba di gerbang utama GWK di sebelah kiri jalan.
Berikut ini adalah jarak serta estimasi waktu menuju GWK Bali berdasarkan informasi dari google maps:
- Pantai Kuta ke GWK : ±16,7 km; estimasi waktu 32 menit
- Bandara Ngurah Rai ke GWK : ±11,5 km; estimasi waktu 22 menit
- Kota Denpasar ke GWK : ±21,1 km; estimasi waktu 41 menit
- Terminal Ubung ke GWK : ±26 km; estimasi waktu 53 menit
Untuk lebih jelasnya mengenai rute dapat dilihat pada peta google maps di bagian penjelasan mengenai lokasi.
Bagi yang ke Bali untuk mengikuti berbagai rangkaian acara yang diadakan di GWK Bali, memang jauh lebih baik jika menginap di hotel-hotel yang terletak dekat GWK Bali ini. Berikut ini nnoart kumpulkan informasi hotel di Bali dekat GWK dari berbagai situs booking hotel online yang ada seperti Agoda, Traveloka dan Pegi Pegi:
Info Kontak GWK
20 Hotel dekat GWK Bali
Bagi yang ke Bali untuk mengikuti berbagai rangkaian acara yang diadakan di GWK Bali, memang jauh lebih baik jika menginap di hotel-hotel yang terletak dekat GWK Bali ini. Berikut ini nnoart kumpulkan informasi hotel di Bali dekat GWK dari berbagai situs booking hotel online yang ada seperti Agoda, Traveloka dan Pegi Pegi:
- Sasha Villa (Bintang 4)
- Aris Villa (Bintang 2)
- Dedari Villa (Bintang 4)
- TigaDis Villa (Bintang 4)
- Casa Bonita Villa (Bintang 4)
- Terrace Garden Homestay and Spa (Bintang 1)
- Villa Sky House (Bintang 4)
- Awanti Villa (Bintang 4)
- The Beverly Hills Bali (Bintang 4)
- Golden Tulip Bay View Hotel & Convention Bali (Bintang 4)
- Asri Jewel Villas & Spa (Bintang 4)
- Pondok Uma Jimbaran
- HG Villa (Bintang 3)
- Puri Hasu Bali
- Macskot Hostel
- Villa Teana (Bintang 4)
- K-Villas Jimbaran (Bintang 4)
- The Hill Ungasan Bukit Jimbaran (Bintang 2)
- MaxOneHotels at Bukit Jimbaran (Bintang 3)
- Omah Doger Homestay
Catatan Perjalanan ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park Bali
Karena sudah banyak yang saya tuliskan tentang salah satu tempat wisata populer di Bali ini diatas, maka untuk catatan perjalanan saya ke GWK Bali ini tidak banyak yang perlu saya detailkan ceritanya.
Perjalanan ke GWK Bali saya lakukan pada tahun 2015, tepatnya pada hari Jumat, 30 Oktober 2015. Hari itu adalah hari dimana kakak dan 2 keponakan saya (Gilinho dan Nandito) pulang ke negaranya, Timor Leste. Setelah mereka ke bandara, saya juga segera bersiap untuk eksplorasi pulau Bali seharian penuh.
Pada hari tersebut, beberapa objek wisata di Bali yang saya datangi pertama adalah Garuda Wisnu Kencana dan dilanjutkan ke Pantai Jimbaran. Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke kawasan Sanur dimana saya mengunjungi pantai Segara Ayu dan pantai Sindhu sebelum akhirnya kembali lagi ke pantai Jimbaran untuk menanti momen sunset.
Baca juga: Eksplorasi Pantai Sanur Bali, Spot Sunrise Terbaik
Pukul 8:30 saya keluar dari hotel (Hotel Bintang Kuta) untuk mencari sepeda motor sewaan di sepanjang jalan Kartika. Memang harga sewa sepeda motor di sepanjang jalan Kartika ini kebanyakannya mahal-mahal dengan tarif normal Rp. 75.000/hari atau Rp. 50.000 untuk setengah hari. Ada tempat sewa motor yang murah, tapi karena lokasinya di jalan Legian yang sedikit jauh dari hotel, saya memutuskan menyewa motor di jalan Kartika ini.
Sebelum berangkat, saya sudah memutuskan terlebih dahulu untuk ke GWK, lokasinya masih saya ingat dengan jelas karena sehari sebelumnya kami lewat GWK sewaktu pulang dari pantai Pandawa.
Perjalanan pergi ke GWK ini saya mengikuti rute dari jalan Kartika ke Bandara Ngurah Rai dan selanjutnya ke Kampus Universitas Udayana. Dari situ terus hingga ke GWK. Pulangnya saya mengikuti rute lewat pantai Jimbaran, karena kebetulan mau singgah sebentar di pantai itu.
Perjalanan yang tidak terlalu lama ke GWK, akhirnya tiba juga di gerbang masuknya. Berhenti sebentar untuk foto-foto beberapa objek yang menarik perhatian, diantaranya tulisan GWK Cultural Park yang bisa dilihat dari jalan raya Uluwatu, patung badak serta patung komodo yang ada di kiri kanan jalan sebelum tiba di loket masuk.
Tiba di loket masuk, yang harus dibayar terlebih dahulu adalah karcis parkir. Karena saya mengendarai sepeda motor, maka tarif karcis parkir yang dibayar adalah Rp. 5000. Area parkiran sepeda motor tempat saya memarkirkan motor berada dekat loket masuk GWK. Dari area parkir ini kita sudah dapat melihat pemandangan pantai barat dan pantai timur di selatan Bali.
Oh iya, ada kios kecil dekat parkiran ini, jika anda belum terlanjur beli tiket masuk, sebaiknya beli minuman atau makanan ringan disini yang jauh lebih murah daripada beli di dalam lokasi wisata. Karena setelah membayar tiket masuk, kita tidak boleh keluar lagi, kalau tidak akan membayar tambah lagi tiket masuknya. Waktu itu saya membayar tiket masuk Rp. 60.000 untuk wisatawan domestik.
Setelah masuk, langsung melewati Street Theater dimana banyak gazebo dengan atap menggunakan daun lontar. Kelihatan beberapa pengunjung sedang duduk di gazebo-gazebo ini yang juga difungsikan sebagai tempat duduk ketika makan. Untuk menuju Plaza Wisnu, belok kiri setelah lewat loket masuk. Sedangkan saya memilih lurus karena penasaran dengan pemandangan tebing kapur dengan jalan setapak di diantara tebing-tebing tersebut.
Setelah melewati tebing ini, saya memasuki area Lotus Pond, yang merupakan area yang sangat luas namun terlihat cukup sepi saat itu, hanya terlihat beberapa penjual minuman dingin yang menjajakan jajanannya dekat anak tangga menuju Plaza Garuda. Di sebelah kanan ada beberapa patung dengan latar tebing kapur yang lainnya. Sedangkan di sebelah kiri jauh disana ada patung Garuda yang diletakkan di Plaza Garuda.
Setelah selesai foto-foto di area Lotus Pond, saya pun beranjak naik tangga dan menuju ke Plaza Garuda. Ada banyak wisatawan yang sedang berfoto di area ini dengan latar patung kepala Garuda. Saya pun tidak mau ketinggalan untuk foto disini baik itu foto objeknya saja maupun foto dengan saya sendiri di dalam frame.
Setelah itu, naik tangga menuju ke Plaza Wisnu dimana patung torso (bagian badan diatas pinggang, tanpa tangan) dewa Wisnu berada. Disini lebih banyak lagi wisatawan berkumpul, beda dengan di Lotus Pond yang sangat sepi meskipun berupa lapangan luas. Mungkin karena di Plaza Wisnu ini jauh lebih sejuk dibandingkan di Lotus Pond maupun Plaza Garuda, jadi hampir setiap wisatawan waktu itu berkumpul disini.
Ada satu hal yang menarik perhatian saya waktu itu, dimana di objek wisata GWK Bali ini jumlah wisatawan lokal jauh lebih banyak daripada wisatawan asing. Hal ini sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan objek wisata populer lainnya di Bali yang lebih banyak wisatawan mancanegaranya dibandingkan wisawatan lokal. Mungkin ini hanya suatu kebetulan saja kalau waktu itu memang lagi sedikit wisatawan mancanegaranya, tapi mungkin ada beberapa pertimbangan yang membuat wisatawan domestik lebih mendominasi objek wisata ini daripada mancanegara.
Saya mengelilingi setiap bagian di Plaza Wisnu, melihat patung Dewa Wisnu, sumur air suci, air mancur di Parahyangan Somaka Giri serta duduk melihat pemandangan yang indah dari Plaza Wisnu ini. Lokasi ini disebut sebagai salah satu spot sunset populer terbaru di Bali, selain di Uluwatu, Pantai Kuta, Tanah Lot, Seminyak dan sebagainya. Karena saya datang kesini di pagi menjelang siang, momen sunset itu tidak bisa saya abadikan dengan gambar pada kunjungan saat itu.
Setelah selesai menikmati momen serta mengabadikan momen dengan kamera di area Plaza Wisnu, sayapun beranjak turun menuruni tangga. Saat itu, ada rombongan anak sekolah dasar yang sedang melakukan study tour ke GWK dan baru masuk ke area Plaza Wisnu. Objek wisata ini semakin ramai dari pagi menjelang siang.
Setelah turun dari Plaza Wisnu, jalan akan mengarahkan kita ke Amphiteater. Waktu itu saya sama sekali tidak tahu bahwa tiket masuk ke GWK sudah termasuk tiket menonton berbagai pertunjukan di GWK, termasuk di Amphitheater ini. Karena penasaran dengan pertunjukan tarian tradisional Bali di dalamnya, sayapun bertanya kepada petugas terdekat dan katanya sih boleh masuk tanpa perlu tiket tambahan. Ya sudah, akhirnya saya masuk dan duduk di tribun penonton bagian atas, biar jangkauan fotonya bisa lebih luas. Setelah beberapa menit pertunjukan tradisional tersebut (waktu itu adalah tari Barong dan Keris), sayapun keluar dari Amphitheater dan segera bersiap untuk pulang mengunjungi objek wisata lainnya dalam daftar rencana perjalanan hari itu.
Keluar dari Amphitheater, berjalan melewati Street Theater, pusing cari pintu keluarnya, ternyata harus masuk ke dalam toko souvenir, Kencana Souvenirs, untuk bisa keluar dari area wisata GWK ini menuju tempat parkir sepeda motor. Souvenir yang dijual di Kencana Souvenirs ini memang tidak jauh berbeda dari souvenir-souvenir yang bisa kita temukan di objek wisata lainnya di Bali seperti di Tanah Lot, Pura Ulun Danu Beratan, Uluwatu atau kawasan Kuta. Hanya saja, di GWK Bali ini, souvenir yang dijual terlihat dikemas lebih rapi daripada yang lainnya. Kaos atau pakaian lainnya yang dijual di toko souvenir ini terlihat dibuat dari bahan yang lebih bagus dibandingkan toko souvenir di pinggiran jalan. Tidak ada yang saya beli disini, karena koleksi souvenir saya sudah cukup lengkap waktu itu (habis belanja di pasar seni Kuta).
Setelah keluar dari GWK Bali, saya pun melanjutkan perjalanan ke arah pantai Jimbaran untuk mencari makan siang di area ini. Kalau di restoran tepian pantai memang mahal-mahal, tapi di jalan utama sebelum menuju pantai Jimbaran banyak ditemukan warung makan murah yang cocok untuk para backpacker. Catatan perjalanan ini nanti dilanjutkan ke Pantai Jimbaran, setelah itu baru ke arah Pantai Segara Ayu dan Pantai Sindhu di kawasan Sanur yang sudah terlebih dahulu saya ulas dalam blog nnoart.com ini. Untuk koleksi foto lengkap di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park Bali ini bisa dilihat di bawah ini.
Koleksi Foto nnoart di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park Bali
Tulisan GWK di jalan utama masuk GWK Cultural Park Bali dilihat dari Jalan Raya Uluwatu |
SHARE TULISAN INI: